Diskusi Kelompok Terfokus Penyusunan Kajian Risiko Bencana Kawasan Pariwisata Wakatobi Aman Bencana
01 Okt 2021 23:13 WIB
Foto : Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB menggelar kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus dalam Kajian Risiko Bencana Kawasan Pariwisata Wilayah Timur (Wakatobi) di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (30/9). (Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB)
WANGI-WANGI – Wakatobi merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memandang perlu adanya sebuah Kajian Risiko Bencana di kawasan pariwisata tersebut untuk mendukung terselenggaranya pariwisata yang aman bencana.
Wilayah perairan Wakatobi yang terletak di segitiga karang dunia menjadikan lokasi ini memiliki 750 dari 850 spesies terumbu karang di dunia dan lebih dari 100 titik menyelam. Di samping itu, Wakatobi juga memiliki atol tunggal atau gugusan terumbu karang yang berbentuk cincin dan pulau terpanjang di dunia, yakni Kaledupa Reef sepanjang 48 km. Berdasarkan keunggulan biodiversitas bawah laut tersebut, Wakatobi masuk ke dalam salah satu cagar biosfer dunia.
Namun demikian, wilayah ini juga rentan terdampak bencana gelombang tinggi dan abrasi, serta cuaca ekstrem, yang dapat mengganggu ekosistem bawah laut dan aktivitas pariwisata. Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana (PERB) BNPB Dr. Ir. Udrekh, S.E., M.Sc. menjelaskan tindak lanjut dari arahan presiden dalam membangun destinasi pariwisata prioritas, salah satunya adalah dengan peningkatan pelayanan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Untuk bisa memberikan pelayanan tersebut, perlu adanya pemetaan akar masalah yang menjadi potensi bencana dan kesiapan seluruh pihak dalam menghadapinya sehingga safety and security wisatawan yang hadir dapat tercipta," ucap Udrekh.
Pada perkembangannya, kesiapan dalam menghadapi kondisi daruat yang tidak terprediksi menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata yang aman dari bencana.
“Tujuan kita untuk memahami bagian mana yang kita sudah siap dan bagian mana yang belum, sehingga kita memahami bagian mana yang perlu kita perkuat lagi ke depan.” lanjutnya.
Demi menjawab kebutuhan di atas, BNPB melalui Direktorat PERB menyusun Kajian Risiko Bencana Kawasan Pariwisata Wakatobi di tahun 2021 dengan melakukan diskus kelompok terfokus atau focus group discussion (FGD) dengan melibatkan dinas dan lembaga terkait, Kamis (30/9).
Hal ini dilakukan untuk finalisasi nilai Indeks Ketahanan Daerah (IKD) guna melihat kapasitas daerah dalam menghadapi bencana. Selain itu, FGD juga dimaksudkan untuk pengambilan data dan penilaian Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM) dan Indeks Kesiapsiagaan Pelaku Usaha. Pada prosesnya, pengambilan data tersebut turut melibatkan perguruan tinggi lokal yang ada di Wakatobi.
Bupati Wakatobi H. Arhawi, S.E. mengingatkan pentingnya kolaborasi seluruh pihak dalam kajian ini.
"Nantinya kajian ini akan ditindaklanjuti dengan membentuk Satgas Kesiapsiagaan Bencana yang melibatkan masyarakat sebagai sumber daya lokal agar kesiapsiagaan betul-betul dipahami oleh masyarakat," tutur Arhawi.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wakatobi Muhammad Yusuf yang berencana menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) di setiap desa dan kelurahan.
“Bencana adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Siang atau malam, kita harus siap," jelas Yusuf.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, Nadar, S.IP, M.Si. menyambut baik penyusunan KRB Pariwisata di Wakatobi.
"Kami berharap kajian ini dapat mendorong Wakatobi semakin berkembang dan berkelas dunia," ungkap Nadar.
Kajian risiko bencana mendukung penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Ripparda) Wakatobi Tahun 2010 – 2025 yang bertujuan mewujudkan Wakatobi sebagai destinasi ekowisata berkelas dunia dan berbasis masyarakat.
“Mari kita jadikan Wakatobi sebagai destinasi ekowisata istimewa sehingga tidak bisa ditemukan di belahan dunia manapun, yang tentunya bisa memberikan jaminan keselamatan," tutup Udrekh.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan