Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Lebih dari 1,49 Trilyun Rupiah

Dilihat 347 kali
Dampak Erupsi Gunung Sinabung Lebih dari 1,49 Trilyun Rupiah

Foto : Dampak Erupsi Gunung Sinabung Lebih dari 1,49 Trilyun Rupiah ()

KARO - Aktivitas erupsi Gunung Sinabung di Kab Karo, Sumut tetap tinggi. Pada Sabtu (13/6) terjadi erupsi 6 kali ke arah tenggara sejauh 3 km dengan tinggi kolom 1-2 km. Pada malam hari pukul 21.40 Wib, 200 jiwa warga Desa Sukanalu diperintahkan mengungsi. Hingga Minggu (14/6) terdapat 2.785 jiwa pengungsi. Pengungsi ini berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, dan Berastepu.
 
Sementara itu, ada 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang. Mereka berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal. Nantinya 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Tidak ada yang tahu sampai kapan erupsi Gunung Sinabung berakhir. Dampak erupsi secara pasti juga sulit dihitung karena erupsi masih berlangsung. Hasil perhitungan sementara dari kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung dari 15/9/2013 hingga akhir 2014 diperkirakan Rp 1,49 trilyun. Kerugian dan kerusakan di sektor ekonomi produktif meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, dan industri adalah yang paling besar, yaitu lebih dari Rp 896,64 milyar. Sedangkan kerugian dan kerusakan di sektor permukiman Rp 501 milyar, infrastruktur Rp 23,65 milyar, sosial Rp Rp 53,43 milyar, dan lintas sektor Rp 18,03 milyar. Kerusakan dan kerugian ini belum termasuk dampak akibat lahar hujan. Ada lebih dari 3 juta meter kubik material erupsi yang ada di atas gunung yang dapat meluncur menjadi lahar hujan.
 
BNPB telah menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Sinabung, khususnya terkait relokasi 2.053 KK. Percepatan pembangunan juga sedang disiapkan. Keterbatasan lahan yang ada menyebabkan kesulitan pembangunan relokasi dan lainnya.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Penulis


BAGIKAN