Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

BNPB Ikuti Pameran Preparatory Committee For Habitat III

Dilihat 334 kali
BNPB Ikuti Pameran Preparatory Committee For Habitat III

Foto : BNPB Ikuti Pameran Preparatory Committee For Habitat III ()

SURABAYA- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengikuti pameran sebagai rangkaian konferensi dengan tema Preparatory Committee for Habitat III. Pameran dengan 75 stan digelar di gedung Exhibition Hall Grand City, Surabaya pada Senin (25/7). Keikutsertaan BNPB dalam pameran ini sebagai bentuk dukungan Indonesia dalam mewujudkan kota tangguh, yang mengacu pada skenario global negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa di 2030 dengan target pengurangan risiko bencana.

Dalam memeriahkan konferensi, stan BNPB menyediakan berbagai bahan publikasi seperti buku Peta Risiko Bencana, Atlas Bencana Indonesia, Profil BNPB, video dan sebagainya. Pada hari pertama pameran, Kepala Sub Bidang Media Cetak BNPB I Gusti Ayu mengatakan bahwa jumlah pengunjung stan BNPB mencapai 215 orang. Mereka tertarik dengan sistem dan upaya Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan indikator lain yang dapat mengurangi risiko bencana. “Mereka ingin bekerjasama dalam penanggulangan bencana,” tambah Ayu. Di samping BNPB, peserta pameran berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah daerah. 

Beberapa pengunjung stan BNPB berinteraksi dengan beberapa pengelola, seperti Rampath dari India. Ungkapan Rampath terkait dengan tema konferensi bahwa permasalahan bencana di kota-kota besar adalah pembangunan tata ruang yang salah sehingga akhirnya terjadi berbagai bencana seperti banjir dan longsor. “Pemerintah tidak memperhatikan efek negatif dari pembangunan. Perlu disediakan ruang hijau dan penataan kota yang ramah lingkungan,” ujar Rampath. 

Pengunjung lain, Mamadou dari Ghana menyatakan hal senada bahwa sekarang frekuensi bencana terus meningkat, di negaranya bencana banjir dan kekeringan sering terjadi. “Hal ini diperparah oleh perubahan iklim, saya rasa perlu terobosan teknologi ramah lingkungan dan program kesadaran ramah lingkungan terhadap masyarakat, agar mereka ikut mendukung kebijakan pemerintah,” ujar Mamadou.  

Sementara itu, Dian Noeswantri Peneliti dari Universitas Surabaya mengatakan bahwa dirinya tertarik pada penanganan terhadap penyandang disabilitas dan kelompok rentan lain, seperti anak-anak dan lanjut usia dalam konteks penanganan bencana. “Tentunya mereka memerlukan penanganan yang berbeda,” ujar Dian.

Konferensi tentang perkotaan yang dihadiri 4.400 peserta dari 167 negara ini dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Konferensi Prepatory Committee for Habitat III membahas Rancangan Agenda Baru Perkotaan. Pembahasan tersebut berfokus pada perumahan dan perkotaan berkelanjutan serta perubahan iklim. Ajang ini merupakan pematangan konsep untuk puncak acara UN Habitat III yang akan digelar di Quito, Ekuador pada Oktober 2016. Setelah pembukaan konferensi, Jusuf Kalla mengunjungi stan pameran tersebut. (Adi)

Penulis


BAGIKAN