BNPB Hadiri Simposium Internasional A-PAD 2021
11 Jun 2021 14:05 WIB
Foto : Kepala Biro Hukum Organisasi dan Kerja Sama (HOKS) Zahermann Muabezi, S.H (kiri di atas podium) dalam sambutannya pada kegiatan The Asia Pacific Alliance for Disaster Management (A-PAD) International Symposium 2021 pada Kamis, (10/6) di Hotel Shangrila, Jakarta. (Biro Hukum Organisasi dan Kerja Sama)
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang diwakili oleh Biro Hukum Organisasi dan Kerjasama (HOKS) menghadiri The Asia Pacific Alliance for Disaster Management (A-PAD) International Symposium 2021 pada Kamis, (10/6) di Hotel Shangrila, Jakarta. Simposium tersebut mengangkat tema Keterlibatan Sektor Swasta dalam Memperkuat Kapasitas Ketahanan Bencana "Mencari Lokomotif Pemulihan Ekonomi Setelah Pandemi".
Simposium tersebut diselenggarakan untuk memberikan ruang kolaborasi melalui kegiatan joint learning di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan dan berbagi pengalaman pelaku di berbagai sektor bisnis yang bertahan dari bencana alam juga non-alam khususnya pandemi COVID-19.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito yang diwakili Kepala Biro HOKS Zahermann Muabezi, S.H. mengatakan, tema simposium kali ini sejalan dengan apa yang sedang dihadapi di hampir seluruh negara dunia, khususnya di Indonesia.
Selama satu tahun kebelakang, pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai langkah penanganan pandemi COVID-19 yang dinamis baik dari sisi pencegahan penyebaran maupun upaya-upaya pengobatan.
"Pemerintah telah berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19 melalui kolaborasi apik antar kementerian dan lembaga terkait di bawah Satuan Tugas (satgas) Penanganan COVID-19," kata Zahermann dalam sambutannya.
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan. Hampir seluruh sektor di masyarakat, khususnya ekonomi merasakan dampak dari adanya pandemi COVID-19. Menanggapi hal itu, bersamaan dengan Satgas Penanganan COVID-19, pemerintah membentuk Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.
Melalui Satgas Penanganan COVID-19, BNPB sebagai lembaga yang bertanggung jawab pada bidang kebencanaan turut berperan aktif dalam pemulihan ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Salah satunya adalah membentuk Pos Komando (posko) COVID-19 di tingkat Desa/Kelurahan. Tugasnya adalah menyalurkan bantuan sosial dari pemerintah kepada masyarakat terdampak.
Selain itu, BNPB juga mendukung pemulihan ekonomi lokal di Provinsi DIY Yogyakarta dan Bali. Salah satunya dengan melakukan kunjungan ke beberapa titik lokasi seperti pusat wisata internasional, desa adat, desa wisata, dan usaha ekonomi lokal.
"Tujuannya adalah mempromosikan dan mengenalkan produk UMKM yang terdampak sehingga dapat menaikkan penjualan dan pendapatan," jelas Zahermann.
Program lain yang diusung oleh BNPB untuk mempercepat pemulihan ekonomi adalah Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Bali Kembali. Dalam implementasinya, kegiatan KKN Bali Kembali akan melibatkan akademisi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Hal itu merupakan salah satu wujud dari kolaborasi Pentahelix.
"Pemulihan ekonomi akibat kebencanaan butuh kolaborasi dan sinergi dengan melibatkan lima pihak atau yang biasa kita sebut Pentahelix," tegas Zahermann
Adapum lima pihak yang ada dalam pentahelix adalah pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.
"Kami berharap upaya pemulihan ekonomi di Yogyakarta dan Bali dapat menjadi model penanganan bencana di Indonesia melalui pendekatan Pentahelix," tutup Zahermann.
Tim Komunikasi Kebencanaan BNPB