Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

BNPB Dorong Penguatan Fungsi Koordinasi Logpal dalam Penanggulangan Bencana

Dilihat 57 kali
BNPB Dorong Penguatan Fungsi Koordinasi Logpal dalam Penanggulangan Bencana

Foto : Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Prasinta Dewi (kiri) memberikan kata sambutan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan - Inventarisasi dan Distribusi yang dihelat di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/10). (Humas BNPB/Danung Arifin)


KOTA BEKASI - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan - Inventarisasi dan Distribusi yang dihelat di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/10). Acara tersebut diselenggarakan sekaligus guna mendorong penguatan fungsi koordinasi logistik dan peralatan dalam penanggulangan bencana di Indonesia.

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Prasinta Dewi mengatakan bahwa prinsip-prinsip dalam bidang logistik dan peralatan pada penanggulangan bencana di Indonesia tak lepas dari peranan dan fungsi koordinasi. Sebagaimana hal tersebut tertuang pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Penanggulangan Bencana.

“Koordinasi. Kata ini sering kita ucapkan. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa prinsip dalam penanggulangan bencana salah satunya adalah koordinasi,” ujar Prasinta.

Selain itu, menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 bahwa salah satu mandat yang diberikan kepada BNPB adalah melaksanakan fungsi koordinasi.

Akan tetapi, menurut Prasinta, implementasi dari fungsi koordinasi tersebut masih menjadi tantangan untuk dilakukan, sehingga hal itu kemudian juga menjadi dasar pelaksanaan Rakor di bidang logistik dan peralatan tahun 2020.

“Dan seperti yang juga sering kita ucapkan, koordinasi tidak mudah. Koordinasi adalah pekerjaan membangun pemahaman bersama untuk bekerja bersama,” ujar Prasinta.

Lebih lanjut, Prasinta juga menekankan bahwa pengkoordinasian kegiatan logistik dan peralatan kebencanaan menjadi penting, sebab hal itu berkaitan dengan implementasi dari penyampaian barang bantuan dengan kondisi baik, lengkap dan secepat mungkin pada saat pra dan pascabencana serta kondisi tanggap darurat bencana.

Di sisi lain, pengalaman koordinasi juga mengajarkan tentang pentingnya kegigihan dan membangun hubungan baik dengan mitra yang potensial, mengidentifikasi potensi solusi dari suatu persoalan dan meningkatkan kemampuan untuk menemukan taktik pendekatan strategis daripada fungsi distribusi kebencanaan.

Menyinggung mengenai sistem koordinasi, Prasinta menyebut bahwa hal itu setidaknya memiliki tiga elemen yang harus dijalankan secara paralel dan saling berkaitan. Adapun ketiga elemen tersebut adalah pembagian tugas, pengaturan waktu dan integrasi.

Kemudian terkait masalah pengelolaan logistik dan peralatan kebencanaan, hal itu tak lepas dari bagaimana pengelolaan sistem manajemen yang meliputi perencanaan, pengadaan, pergudangan, pendistribusian dan penghapusan dapat terselenggara guna mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien.

Dalam Rakor yang diikuti oleh perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia baik hadir secara langsung maupun melalui media daring, Prasinta mengharapkan adanya partisipasi aktif dari para peserta sehingga dapat memberikan aspirasi yang lebih optimal terkait kegiatan distribusi logistik dan peralatan kebencanaan.

“Rekan-rekan yang hadir di sini diharapkan dapat memberikan masukan yang optimal terkait kegiatan distribusi logistik dan peralatan kebencanaan,” kata Prasinta.

Di samping itu, Prasinta juga mengharapkan bahwa dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut, maka rekan-rekan BPBD sebagai ujung tombak penanganan bencana di daerah dapat memiliki pengalaman lebih sehingga kemudian dapat segera diterapkan di lapangan.

“BPBD sebagai ujung tombak penanggulangan bencana di lapangan mempunyai banyak pengalaman, sehingga diharapkan kegiatan ini dapat diisi dengan hal-hal yang praktis dan dapat langsung diaplikasikan,” kata Prasinta. 

Selanjutnya, penanggulangan bencana di Indonesia menjadi tantangan besar dan komplek, yang mana hal itu merupakan tugas dari seluruh komponen.

Oleh sebab itu, Prasinta mengajak seluruh peserta agar kemudian dapat melaksanakan marwah penanggulangan bencana, sesuai yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasasr Republik Indonesia.

“Penanggulangan bencana adalah tugas kita bersama. Kita harus bekerja bersama untuk Indonesia, yang melindungi rakyatnya, seperti yang termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,” pungkas Prasinta.

Usai memberikan kata sambutan, Prasinta kemudian membuka Rakor dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa di hadapan para peserta.

“Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, secara resmi kegiatan Rapat Koordinasi Tahun 2020 di Bekasi ini saya nyatakan dibuka secara resmi,” ucap Prasinta disambut tepuk tangan para peserta dan ditutup dengan doa.



Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN