BNPB Dorong Pengajuan Proposal LEWS Berstandar Internasional
03 Des 2015 12:00 WIB
Dilihat 353 kali
Foto : BNPB Dorong Pengajuan Proposal LEWS Berstandar Internasional ()
KUTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong proposal pengajuan Landslide Early Warning System (LEWS) untuk mengantongi standar internasional dari International Organization for Standardization (ISO). Terkait dengan konteks proposal, perwakilan Universitas Gadjah Mada (UGM) Teuku Faisal mempresentasikan rancangan LEWS di hadapan Ketua ISO bidang Security and Resilience pada Kamis (3/12) di Bali.
Presentasi tersebut menjadi bagian dari sesi the 2nd Plenary Meeting of ISO/TC 292 Security and Resilience. Sementara itu, Rektor UGM Dwikorita Karnawati akan menyampaikan secara resmi pada forum ISO/TC 292 keesokan harinya.
Menurut Faisal, proposal LEWS memiliki beberapa tujuan seperti pembuatan standarisasi internasional sistem peringatan dini khusus longsor, pengurangan risiko, serta penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana longsor. LEWS merupakan rantai sistem yang melibatkan berbagai pihak dan menempatkan masyarakat terpapar untuk merespon sedini mungkin potensi bahaya tanah longsor.
“Implementasi EWS secara internasional sejalan dengan Kerangka Kerja Sendai 2015 – 2030 terkait dengan Aksi yang mengedepankan 4 prioritas dalam pengurangan risiko bencana”, tambah Faisal. Di sisi lain, latar belakang dari pengajuan proposal ini mengacu pada 4 elemen EWS berbasis komunitas. Salah satu syarat ISO agar proposal LEWS digunakan sebagai standar internasional apabila disetujui minimal oleh lima negara. Menurut Faisal, LEWS telah dicobakan di Myanmar beberapa waktu lalu. Sementara itu, pada sesi lanjutan kelompok kerja tanah longsor, perwakilan sejumlah negara yang tergabung dalam ISO/TC 292 mendukung pengajuan proposal tersebut.
Menurut Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB Lilik Kurniawan, proposal LEWS ini menjadi capaian Indonesia di tingkat internasional, khususnya sistem peringatan dini tanah longsor. Lilik yang juga Ketua Komisi Teknis menambahkan bahwa BNPB sebagai focal point penanggulangan bencana berperan juga sebagai komisi teknis dalam bidang security dan resilience. Komisi teknis beranggotakan berbagai mitra BNPB, baik kementerian/lembaga terkait, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, serta para ahli.
Selain pengajuan proposal LEWS, 2nd Plenary Meeting of ISO/TC 292 Security and Resilience yang diselenggarakan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) bertujuan antara lain peran aktif Indonesia dalam pengembangan teknis standar internasional di bidang security dan resilience. Selanjutnya, kegiatan ini sebagai sarana bagi para ahli di bidang teknis serta mitra dalam pembahasan standarisasi dalam lingkup internasional. (PHI)
Penulis