BNPB DAN UR GELAR SEMINAR NASIONAL SOLUSI TUNTAS BENCANA ASAP RIAU
26 Apr 2014 23:31 WIB
Dilihat 347 kali
Foto : BNPB DAN UR GELAR SEMINAR NASIONAL SOLUSI TUNTAS BENCANA ASAP RIAU ()
Seminar ini bertujuan untuk melanjutkan gerakan solusi tuntas asap yang setiap tahun selama lebih dari 17 tahun ini terjadi di wilayah Riau. Seminar Nasional yang akan menghadirkan narasumber kunci dan akan hadir lebih 150 orang dari Pemerintah Pusat dan Daerah, Universitas, Pengusaha Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Media, LSM, dll. Pada seminar nasional, juga akan dilakukan penandatangan MOU antara BNPB dan UR, peresmian Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Riau, dan peluncuran Buku “Jerebu di Negeri Kami”. Sehari sebelumnya, Kepala BNPB Syamsul Maarif akan memberikan Kuliah Umum tentang antisipasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di depan 600 civitas akademika Riau dan undangan lainnya. Kuliah umum akan diselenggarakan pada Senin, 28 April 2014, jam 09.00 WIB di Universitas Riau.
Di samping itu, kuliah umum ini bertujuan untuk mobilisasi mahasiswa UR dalam berkontribusi nyata dalam mengantisipasi bencana asap melalui program Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) tematik kebencanaan. Melalui program KUKERTA ini mahasiswa akan diterjunkan ke lapangan selama 2 bulan yang dimulai pada bulan Juli sd Agustus untuk melakukan antisipasi atau pencegahan karhutla di berbagai lokasi di Riau. Program KUKERTA tahun 2014 merupakan bagian menyeluruh dari penyelesaian tuntas bencana asap, terutama dalam aspek pencegahan, dan program-program pemulihan pasca kebakaran. Diharapkan ke depan, UR dapat menjadi center of excellence terkait dengan bencana asap. Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah berpengalaman melakukan KUKERTA tematik kebencanaan di berbagai daerah siap membantu tim UR untuk menyiapkan program KUKERTA tersebut.
Kepala BNPB juga mengagendakan untuk melakukan rapat antisipasi bencana asap dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Riau. Meskipun saat ini hotspot terpantau sangat kecil, ancaman beberapa bulan ke depan masih sangat tinggi.
Oleh karena itu seminar nasional ini menjadi kegiatan yang tepat untuk mengingatkan kembali pemerintah setempat dan masyarakat untuk terus menanggulangi bencana asap di Riau. Sehubungan dengan cuaca ke depan, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pada periode Mei sd September nanti cenderung terjadi El Nino lemah. Kondisi ini menyebabkan curah hujan di wilayah Riau akan lebih sedikit dibanding pola normalnya sehingga potensi karlahut besar. Selain itu pada bulan Juni sd September, pola angin dari selatan hingga barat daya yang mengarah ke negara tetangga Malaysia dan Singapore dapat memicu potensi tersebut.
Penulis