BNPB dan Tim Literasi Kebencanaan Kunjungi Museum dan Perpustakaan Badan Geologi Bandung
10 Nov 2020 19:06 WIB
Foto : Kunjungan lapangan dilakukan oleh Tim Literasi untuk menggali informasi sejarah kebencanaan di Indonesia khususnya yang tersimpan di Museum dan Perpustakaan Museum Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM. (BNPB)
BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama tim Literasi Kebencanaan melakukan kunjungan lapangan dan workshop rancang bangun sistem literasi sejarah kebencanaan dalam rangka membangun sistem Knowledge Management Sejarah Kebencanaan Indonesia di Kota Bandung pada hari Senin (9/11). Agenda ini adalah kegiatan lanjutan dari workshop dan kunjungan serupa yang telah dilaksanakan di Provinsi Maluku pada hari Rabu (21/10) dan Kamis (22/20).
Kunjungan lapangan dilakukan oleh Tim Literasi untuk menggali informasi sejarah kebencanaan di Indonesia khususnya yang tersimpan di Museum dan Perpustakaan Museum Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM.
Museum Geologi yang terletak di Jalan Diponegoro Bandung ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1928 oleh arsitek Menalda Van Schouwenburg. Museum ini diresmikan pada 16 Mei 1929 yang bertepatan dengan penyelenggaraan kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke IV dan sudah ditetapkan menjadi salah satu aset cagar budaya Indonesia. Pada awalnya museum ini sangat sederhana menyerupai ruang dokumentasi koleksi dan kemudian berkembang dengan semakin banyaknya koleksi berupa batuan, mineral, dan fosil yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan geologi Indonesia sejak tahun 1850 sebagai bahan penelitian di laboratorium.
Beberapa koleksi sisa-sisa dari kejadian bencana geologi di Indonesia terkelola dengan baik dan dipamerkan pada beberapa sisi ruang pameran Museum Geologi. Dokumentasi kejadian bencana ada dalam museum ini mulai dari bukti bencana Gunung Merapi tahun 2010 dan berbagai referensi dan sumber baik dari Indonesia maupun dari Leiden University Belanda tersimpan rapi di Perpustakaan Museum Geologi.
Selain itu, buku-buku literatur kejadian bencana yang dikoleksi telah dikonversikan menjadi platform digital dan terkategorikan di database Perpustakaan Museum Geologi. Kesempatan ini menjadi peluang yang sangat baik untuk dilakukan kolaborasi dan integrasi dengan Sistem Literasi Sejarah Kebencanaan yang sedang dikembangkan BNPB.
Workshop Sistem Literasi Sejarah Kebencanaan dilaksanakan di hotel Mercure City Centre Kota Bandung yang dihadiri secara fisik dan daring oleh Tim Literasi Sejarah Kebencanaan oleh perwakilan dari Perpusnas, ANRI, Unsyiah, UPN Veteran Yogyakarta, FIB Universitas Indonesia, U-Inspire/ITB, dan CARI!. Literasi kebencanaan adalah sumber informasi dan pengalaman berharga yang menjadi warisan untuk landasan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Seluruh bukti dan catatan kebencanaan yang tersebar di lokasi bersejarah perlu dikumpulkan, dikelola dan disimpan dengan baik sehingga nantinya menjadi perpustakaan yang dapat digunakan bangsa Indonesia dan dunia.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB