BNPB dan Mitra Kerja Capai Konsensus RSNI 2
04 Des 2015 05:20 WIB
Dilihat 330 kali
Foto : BNPB dan Mitra Kerja Capai Konsensus RSNI 2 ()
KUTA – Direktorat Pengurangan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan mitra kerja mencapai consensus dalam pembahasan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) 2 pada Kamis (4/12) di Bali. BNPB bersama mitra kerja dari kementerian/ lembaga, akademisi, organisasi non-pemerintah, dan para ahli menyetujui RSNI 2 dengan dua topik, yaitu Jalur dan Rambu Evakuasi Erupsi Gunungapi dan Penyusunan dan Penentuan Zona Kerentanan Gerakan Tanah.
Konsensus ini merupakan salah satu rangkaian panjang sebelum proses penentapan. Sebelum penetapan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN), rancangan dokumen ini harus melalui beberapa proses lanjutan seperti jajak pendapat dan pemungutan suara, BNPB dan sebagian mitra kerja pembahas consensus juga merupakan Komite Teknis dengan kode 13_08 pada ISO/TC 292 di bidang security and resilience.
Kedua rancangan dokumen terkait kedua tipe bencana, gunungapi dan gerakan tanah, sangat penting dalam konteks penanggulangan bencana. Berdasarkan data BNPB, jumlah jiwa terpapar gunungapi sekitar 3,8 juta dan terkait gerakan tanah, khususnya tanah longsor, mencapai lebih dari 200 juta jiwa.
Melalui standarisasi, keseragaman jalur dan rambu evakuasi erupsi gunungapi mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap arti penting kesiapsiagaan dan keterampilan penyelamatan diri dari bahaya erupsi gunungapi.
Sementara itu, pada topik gerakan tanah, rancangan yang diajukan merupakan revisi dari SNI yang ada sebelumya, yaitu SNI 13-7124-2005 tentang Penyusunan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah dengan SNI 13-6182-1999 tentang Legenda Umum Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah. Leading agency terkait dengan peta tematik, termasuk peta zona kerentanan gerakan tanah mengacu pada peta dasar yang diterbitkan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Terkait dengan proses standarisasi, BNPB sebagai focal point penanggulangan bencana bersama mitra kerja mendorong Landslide Early Warning System (LEWS) untuk mendapatkan standar internasional dari International Standardization Organization (ISO). Rektor Unversitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati memberikan presentasi manfaat LEWS di hadapan para peserta pada sesi terakhir 2nd Plenary Meeting of ISO/ TC 292 Security and Resilience, Jumat (4/12) di Bali. Para peserta forum memberikan sambutan positif atas pengajuan LEWS untuk mendapatkan sertifikasi internasional.
Penulis