BNPB dan BPBD Geladikan Kesiapsiagaan Warga Ngringinrejo dalam Merespons Peringatan Dini Bahaya Banjir
19 Des 2021 19:37 WIB
Foto : Geladi peringatan dini di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro pada Sabtu 18/12. (BNPB)
BOJONEGORO – Peringatan dini dapat menjadi faktor kunci penting yang menghubungkan antara tahap kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Langkah tersebut merupakan suatu sistem yang mencakup tidak hanya pembangunan infrastruktur tetapi juga penguatan kapasitas masyarakat dalam memahami dan merespons alat peringatan dini tersebut.
Sehubungan dengan konteks tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan geladi kesiapsiagaan pada Sabtu (18/12). Geladi ini bertujuan untuk menguji sistem peringatan dini banjir di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan BNPB sebagai bentuk penguatan kapasitas bagi masyarakat dalam mewujudkan ketangguhan dan kesiapsiagaan,” pesan Direktur Peringatan Dini BNPB yang disampaikan Analis Kebijakan Tomi Harianto.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa geladi peringatan dini bencana merupakan salah satu media untuk melihat bagaimana masyarakat mampu menerima dan memamahi informasi peringatan dini tersebut kedalam langkah-langkah yang responsif dan antisipatif.
Sebelum geladi dilakukan, BNPB memberikan pembekalan terhadap Tim Siaga Bencana Desa Ngringinrejo, dan masyarakat mulai dari pemahaman risiko bencana Desa Ngringinrejo, tugas Tim Siaga Bencana dan cara kerja alat peringatan dini banjir serta prosedur evakuasi hingga upaya pertolongan pertama pada korban banjir.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro Ardhian Orianto menyampaikan pentingnya latihan simulasi atau geladi ini bagi tim siaga bencana dalam upaya pemahaman alur koordinasi peringatan dini banjir.
“Tim siaga bencana merupakan relawan desa yang bertugas merespons apabila ada informasi potensi bencana banjir baik dari pusdalops ataupun informasi masyarakat sekitar,” ujar Ardhian.
BNPB dan BPBD juga menguji coba alat sirine banjir dan langkah-langkah dari setiap bidang dalam tim siaga bencana untuk merespons informasi yang dikeluarkan dari alat tersebut, mulai pada level waspada, siaga dan awas. Mereka diharapkan untuk mampu melanjutkan upaya antisipatif yang harus disikapi oleh masyarakat setempat.
“Alat sirine banjir serta rangakaian kegiatan geladi sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Ngringrinrejo untuk memperkaya ilmu dalam menghadapi ancaman banjir di wilayah Desa Ngrinrejo sehingga masyarakat bisa lebih waspada,” ujar Kepala Desa Ngringinrejo Endang Sri Wigati.
BNPB berharap geladi ini dapat juga meningkatkan kapasitas personel pusdalops BPBD dalam memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Sistem peringatan dini yang berlaku dirancang dengan dua metode, bisa manual oleh masyarakat maupun juga berdasarkan arahan pusdalops.
Dalam geladi maupun penyusunan SOP (standard operating procedure) BNPB melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG), perwakilan Kecamatan Kapas, Tim Siaga Desa Bogo, Tim Siaga Desa Ngringinrejo dan masyarakat setempat dalam pelaksanaan geladi.
BNPB telah melakukan pemasangan alat peringatan dini berupa sirine banjir di 7 kabupaten yang dilewati daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo dan menjadi bagian dari program Prioritas Nasional yaitu di Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Wonogiri.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB