BNPB Berbagi Strategi Penyebaran Informasi Kebencanaan
30 Sep 2021 14:04 WIB
Foto : Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari Ph,D menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Publik "Adu Strategi Pemerintah di Layar Kaca", Selasa (29/9). (Istimewa)
PALU – Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari Ph,D menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Publik "Adu Strategi Pemerintah di Layar Kaca" yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, diskusi tersebut diadakan secara virtual pada Selasa (29/9).
Dalam paparannya Abdul Muhari menjelaskan BNPB merupakan lembaga yang menangani bencana alam dan non alam.
“BNPB selain menangani bencana alam, juga menangani bencana non alam khususnya pandemi Covid-19 ini,” ucap Abdul Muhari melalui sambungan virtual.
Pada saat penanganan bencana, BNPB memiliki salah satu peran sebagai pemberi informasi resmi terkait bencana yang terjadi dan menjawab dari informasi hoaks yang beredar.
“Ketika bencana terjadi, informasi harus cepat diberikan dari pihak pemerintah baik pusat maupun daerah dengan tepat waktu sehingga meminimalisir peredaraan berita bohong atau hoaks,” ujar Aam sapaan Abdul Muhari.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan adanya hoaks akan mempersulit upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan bencana.
“Ketika pemberitaan atau informasi yang salah mendominasi, informasi kesiapsiagaan yang pemerintah sampaikan misalkan ketika terjadi gempa, kemudian akan muncul potensi gempa susulan tidak akan sampai ke masyarakat,” imbuhnya.
Pernyataan dari pemerintah harus dilakukan secara berkelanjutan dan selalu diperbaharui dengan cepat, karena kecepatan dalam penyampaian informasi akan menjadi penting dalam penanganan bencana.
“BNPB mengeluarkan rilis, klarifikasi dan berita update tentang kondisi kebencanaan yang tepat pada waktunya. Informasi kebencanaan berharga pada waktu yang diperlukan, kapan kita update, kapan kita rilis sehingga waktu menjadi sangat penting,” lanjut Aam.
Kemudian ia menjelaskan BNPB memiliki jaringan yang luas untuk menyebarkan informasi terkait kebencanaan baik melalui pesan singkat maupun website.
“BNPB memiliki alur dan distribusi berita, berawal data laporan dari Pusdalops BNPB, kemudian dinarasikan dan disebarkan keseluruh jejaring melalui whatsapp grup yang berisikan 3.000 wartawan dan media sosial BNPB, selanjutnya ada monitoring terkait amplifikasi dan feedbacknya pemberitaannya seperti apa,” tuturnya
“Laman website bnpb.go.id menjadi referensi utama pemberitaan kebencanaan, rilis yang dipublish di media juga ditampilkan di website, sering terjadi ada kemungkinan pergeseran substansi dan disebar orang yang menerima, sehingga jika ada substansi yang berbeda dapat diklarifikasi melalui website,” tambah Aam
Selain menyampaikan informasi kepada publik menggunakan tulisan, BNPB juga mempunyai konten video untuk menyampaikan edukasi dan penanganan bencana.
“BNPB memiliki TV Poll Live Streaming yang dapat dipergunakan pada media elektronik. Dalam menyampaikan kejadian bencana dan konten edukasi kesiapsiagaan disampaikan melalui kanal media sosial BNPB dan BNPB TV. Konten edukasi mengangkat kearifan lokal dalam penanggulangan bencana, sebelumnya BNPB menggunakan metode offline dengan menggelar di daerah yang memiliki risiko tinggi namun sekarang dibuat secara audio visual dengan tujuan untuk mencakup masyarakat yang lebih luas,” ungkap Aam.
Tak lupa ia berpesan pentingnya kontribusi dan peran masyarakat dan media dalam penanganan bencana untuk mengurangi dampak bencana.
“Masyarakat diharapkan memamahi potensi bencana di daerahnya dan memiliki Langkah-langkah mitigasinya seperti apa dan media dapat menyampaikan informasi tersebut sehingga kita bisa belajar dan mengurangi dampak yang akan timbul akibat bencana,” tutupnya.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB