Banjir Telah Surut, BPBD Kabupaten Purworejo Salurkan Air Bersih Bagi Warga Terdampak
03 Jun 2022 04:13 WIB
Foto : BPBD Kabupaten Purworejo memberikan bantuan pangan melalui posko dapur umum bagi warga terdampak banjir, Rabu (1/6). (BPBD Kabupaten Purworejo)
JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo melaporkan bahwa banjir yang merendam dua kecamatan di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah pada Selasa (31/5) pukul 17.00 waktu setempat telah surut. Masyarakat yang melakukan evakuasi telah kembali ke rumah masing-masing dan melakukan giat pembersihan pascabanjir.
"Banjir telah surut di semua wilayah kecamatan, masyarakat yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing kemarin (1/6) sore dan mulai membersihkan rumah mereka," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo Budi Wibowo melalui pesan digital, Kamis (2/6).
"BPBD turut menyalurkan air bersih untuk kebutuhan masyarakat terdampak, khususnya untuk mempercepat giat pembersihan rumah yang terdampak banjir," tambah Budi.
Selain itu, BPBD Kabupaten Purworejo turut memberikan dukungan kebutuhan pangan warga melalui fasilitas dapur umum.
Banjir yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi ini merendam 952 unit rumah dan dua unit fasilitas pendidikan dengan tinggi muka air 30 sampai 100 sentimeter. Sebanyak 229 jiwa mengungsi di rumah kerabat dan masjid terdekat. BPBD melaporkan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Adapun rincian wilayah terdampak banjir meliputi Kecamatan Bayan (Desa Pogungkalangan, Tangkisan, Krandegan, Pogung Juru Tengah dan Pogungrejo) serta Kecamatan Bagelen (Desa Bapangsari, Bugle dan Dadirejo).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca tiga harian per tanggal 2 sampai 4 Juni 2022 untuk wilayah Kabupaten Purworejo didominasi cuaca berawan. Lebih jauh, BMKG menyampaikan ada indikasi penguatan kembali La Nina sehingga musim kemarau mungkin datang lebih lambat.
Kajian inaRisk menunjukan Kabupaten Purworejo memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 17 kecamatan.
Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, dan melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan dengan mengoptimalkan daerah resapan atau penampungan air, membuat tanggul serta monitoring kondisi saluran air yang ada di sekitar pemukiman warga secara berkala. Jika hujan turun lebih dari satu jam dan terjadi peningkatan debit air, pemerintah daerah setempat dapat membuat rencana kedaruratan dengan mempersiapkan tempat dan peralatan evakuasi, serta kebutuhan pokok bagi warga terdampak.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB