Banjir Soppeng, Sulawesi Selatan, Satu Warga Meninggal Dunia
08 Des 2021 22:30 WIB
Foto : Tim gabungan mengevakuasi korban jiwa kejadian banjir di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Senin (6/12). (BPBD Kabupaten Soppeng)
JAKARTA – Banjir yang terjadi di Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan mengakibatkan satu warga meninggal dunia dan satu warga dinyatakan hilang. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya Sungai Cabue, Sungai Belo, dan Sungai Leworeng pada Senin (6/12) Pukul 10.30 WITA.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng mencatat sebanyak 5.786 KK terdampak, diantaranya 2 untuk rumah warga mengalami rusak berat dan 1 unit rumah rusak ringan. Banjir ini menggenangi beberapa wilayah antara lain, Kecamatan Lalabata, Kecamatan Ganra, Kecamatan Donri-Donri, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Citta, Kecamatan Marioriawa, dan Kecamatan liliriaja.
Hasil pemantauan tim BPBD Kabupaten Soppeng, kondisi terkini banjir berangsur surut namun di Kecamatan Lilirilai dan Kecamatan Marioriawa masih terendam banjir dengan ketinggian 100 sentimeter. Kondisi ini membuat lokasi tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda empat.
BPBD Kabupaten Soppeng bersama tim gabungan bersama berkoordinasi dengan unit terkait untuk segera terjun kelapangan guna melakukan pendataan dan melakukan evakuasi warga terdampak. Untuk hasil kaji cepat dilapangan akan terus dilaporkan guna mendapatkan informasi terkini. Sementara itu, penanganan darurat juga segera dilakukan dengan mendirikan posko kesehatan dan dapur umum.
Banjir Kota Makassar, Sebanyak 1.603 Rumah Warga Terendam
Banjir juga melanda wilayah lain di Sulawesi Selatan yakni Kota Makassar. Sebanyak 1.603 rumah warga rerendam atas kejadian ini. Banjir terjadi setelah hujan deras turun di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang dan Tallo pada Selasa (7/12) pukul 13.00 WITA.
BPBD Kota Makassar mencatat 6.412 jiwa terdampak kejadian ini. Adapun para warga terdampak tinggala di Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Panakukang, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini.
Sementara itu, dilaporkan wilayah tersebut masih tergenang banjir dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 - 100 sentimeter. Pembentukan posko kesehatan dan dapur umum juga telah digagas Dinsos, Dinkes dan PMI untuk mempercepat proses penanganan darurat.
Merujuk peringatan dini yang dikeluarkan BMKG hingga esok hari (9/12) wilayah Sulawesi Selatan berpotensi banjir dan waspada hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang. Oleh karena itu, BNPB menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.
Hasil pengkajian secara mendalam mengenai penyebab terjadinya risiko banjir, dapat dirumuskan dengan baik, sehingga dapat dibentuk upaya mitigasi jangka pendek dan jangka panjang. Salah satunya melalui kegiatan penanaman pohon. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan daya tangkap hujan yang optimal dan memperluas daerah resapan air dimasa yang akan datang.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB