Banjir Merendam 78 Rumah di Kota Pasuruan, Kini Mulai Berangsur Surut
22 Mar 2022 05:32 WIB
Foto : Banjir melanda wilayah Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur pada Senin (21/3) pukul 18.10 WIB. BPBD setempat melaporkan kondisi terkini banjir sudah mulai berangsur surut. (BPBD Kota Pasuruan)
JAKARTA - Banjir melanda wilayah Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur pada Senin (21/3) pukul 18.10 WIB. BPBD setempat melaporkan kondisi terkini banjir sudah mulai berangsur surut.
Kejadian ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur dengan durasi yang lama mengakibatkan Sungai Welang meluap hingga menggenangi rumah warga. Sedikitnya terdapat 78 rumah ikut terendam atas kejadian ini.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, banjir ini melanda Kelurahan Karang Ketug di Kecamatan Gadingrejo, sebanyak 86 KK / 335 jiwa dilokasi ini turut terdampak.
Berdasarkan pemantauan visual dilapangan, beberapa titik banjir sudah mulai berangsur surut. Namun demikian, ketinggian muka air masih berkisar antara 30 - 80 sentimeter.
BPBD Kota Pasuruan segera melakukan kaji cepat dan koordinasi dengan lintas instansi guna memberikan penanganan darurat. Selain itu, pihaknya telah mengerahkan 1 mobil rescue dan 1 motor trail untuk melakukan pemantauan dilapangan dan percepatan evakuasi apabila dibutuhkan.
BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini untuk hari ini (22/3) untuk waspada hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada pagi hari di wilayah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo. Siang-Sore hari di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Tuban, Bojonegoro, Kota Madiun, Kabupaten Malang, Kota Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Pamekasan dan Sampang. Malam hari di wilayah Gresik, Lamongan, Bangkalan dan Sumenep.
Menyikapi hal ini, BNPB menghimbau untuk masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Untuk dataran rendah, diharapkan daya tampung gorong-gorong diperbesar serta pembersihannya dilakukan secara periodik, hal ini untuk mengantisipasi meluap apabila hujan deras mengguyur dan terhindar dari ancaman bencana hidrometeorologi.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB