Banjir Kabupaten Luwu Surut, Warga Diminta Tetap Waspada
15 Mar 2022 18:07 WIB
Foto : Tim BPBD Kabupaten Luwu membantu proses evakuasi warga dari peristiwa banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Senin (14/3). (BPBD Kabupaten Luwu)
JAKARTA - Kejadian banjir dan tanah longsor melanda 11 desa di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Senin (14/3). Peristiwa itu terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu sehingga menyebabkan luapan sungai pada Senin (14/3) 17.30 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu merinci, sebelas desa itu meliputi Desa Rantebella, Desa Kadundung, Desa Bantu Sarek, Desa Lambanan di Kecamatan Latimojong.
Berikutnya Desa Bone Lemo, Desa Saronda, Desa Tetekang, Desa Mardinding dan Desa Kadong-Kadong di Kecamatan Bajo Barat. Selanjutnya Desa Cimpu Utara dan Desa Malela di Kecamatan Suli.
Hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Luwu per Selasa (15/3), banjir itu berdampak pada 96 unit rumah, 16 hektar sawah terendam, 3 jembatan rusak, 1 tiang listrik roboh dan 300 meter pipa PDAM terputus.
Kondisi mutakhir saat ini, banjir telah dinyatakan surut, masyarakat mulai membersihkan sisa material lumpur yang terbawa banjir. Tim gabungan juga membantu perbaikan sarana dan prasarana yang rusak akibat banjir.
Kendati telah surut, namun potensi hujan masih dapat terjadi di Kabupaten Luwu hingga Jumat (18/3) mendatang, sebagaimana informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Sebagai antisipasi adanya banjir susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca, BNPB mengimbau kepada unsur pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat agar melakukan upaya kesiapsiagaan seperti pembersihan lingkungan di sepanjang aliran sungai dan selokan, dan senantiasa memantau debit sungai saat hujan intensitas tinggi terjadi.
Apabila hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi tersebut berlangsung secara menerus selama lebih dari 1 jam, maka masyarakat di sekitar lereng tebing dan di dekat sungai diminta untuk waspada dan mengungsi ke lokasi yang lebih aman jika diperlukan.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB