Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Banjir di Pantura Jawa Tengah Masih Bertahan

Dilihat 218 kali
Banjir di Pantura Jawa Tengah Masih Bertahan

Foto : Kondisi banjr di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (2/1). (Istimewa)




JAKARTA - Banjir yang melanda wilayah Pantai Utara (Pantura) dan wilayah lain di Jawa Tengah masih bertahan dan meluas. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari tingginya intensitas curah hujan, kenaikan debit air sungai, kerusakan tanggul, buruknya drainase hingga minimnya daerah resapan air di wilayah permukiman penduduk.

Berdasarkan perkembangan data yang dilaporkan oleh tiap-tiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banjir masih bertahan di daerah Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal. Untuk Kabupaten Grobogan dan Kota Pekalongan banjir dilaporkan meluas, sedangkan untuk wilayah Kota Semarang, Kudus dan Pati berangsur-angsur surut.

Sebagaimana berdasarkan rangkuman laporan per hari ini, Senin (2/1), banjir di wilayah Kabupaten Demak, terpantau sudah ada yang surut di beberapa titik, namun ada juga yang masih tergenang.

“Sebagian ada yang surut, sebagian ada yang masih tergenang,” ungkap tim admin Pusdalops BPBD Kabupaten Demak.

BPBD Kabupaten Demak melaporkan desa yang masih terdampak meliputi Kalisari, Banjarsari, Perampelan, Tambakroyo, Loireng, Sriwulan, Purwosari, Surodadi dan Dombo di Kecamatan Sayung. Kemudian Batu, Wonoagung, Wonowoso dan Rejosari di Kecamatan Karangtengah. Berikutnya Sumberejo, Jatimulyo dan Purworejo di Kecamatan Bonang. Selanjutnya Wonorejo, Cangkring dan Cangkring Rembang di Kecamatan Karanganyar serta yang terakhir adalah Desa Betokan dan Kelurahan Bintoro di Kecamatan Demak.

Hingga saat ini ada sebanyak 4.543 KK yang terdampak banjir. Sementara itu ada 455 KK yang mengungsi di Balai Desa batu, 174 jiwa mengungsi di GOR Desa Perampelan dan sebanyak 17 jiwa lainnya di Desa Cangkringrembang.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar permakanan bagi warga pengungsi dan terdampak lainnya, tim gabungan dari BPBD Kabupaten Demak, Dinas Sosial, PMI dan relawan bencana lainnya telah mendirikan dapur umum di tiap-tiap desa.

Sementara itu, banjir yang merendam wilayah Kabupaten Grobogan semakin meluas. Kepala BPBD Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih membenarkan kondisi tersebut saat memantau banjir bersama Wakapolres setempat pada Minggu (1/1) malam.

“Iya betul. Banjir meluas,” ungkap Endang.

Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Grobogan sendiri meliputi wilayah Desa Klambu di Kecamatan Klambu, Desa Grobogan, Desa Getasrejo dan Desa Rejosari di Kecamatan Grobogan. Selanjutnya Desa Temon, Desa Menduran, dan Desa Lemahputih di Kecamatan Brati. Kemudian Desa Mayahan dan Desa Jono di Kecamatan Tawangharjo. Berikutnya Kelurahan Purwodadi, Desa Karanganyar dan Desa Pulorejo di Kecamatan Purwodadi.

Hingga siang hari ini, tercatat ada lebih dari 220 KK yang terdampak. Sebagai upaya penanganan darurat, Pemerintah Kabupaten Grobogan telah mendirikan dapur umum lapangan dan membantu warga terdampak dengan kebutuhan dasar logistik dan permakanan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan Endang Sulistyoningsih pada siang ini mendampingi Bupati Grobogan Sri Sumarni dan unsur forkopimda terkait untuk meninjau lokasi kejadian guna memastikan penanganan darurat telah dilaksanakan dengan baik dengan memprioritaskan keselamatan masyarakat.

Sebagai antisipasi agar banjir tidak semakin meluas, tim gabungan dari unsur BPBD Kabupaten Grobogan, TNI, Polri dan relawan juga telah membentuk satgas khusus untuk memperbaiki drainase, saluran air dan tanggul yang mengalami kerusakan.

Berikutnya banjir yang merendam wilayah Kabupaten Kendal telah memaksa 250 jiwa mengungsi. Hingga laporan per pukul 07.00 WIB ada sebanyak 15.129 KK yang terdampak. Sementara itu rumha yang terdampak ada sebanyak lebih dari 17.264 unit.

Adapun wilayah yang terdampak meliputi  Desa Kebonadem, Desa Turunrejo, Desa Tosari, Desa Sidorejo, Desa Brangsong di Kecamatan Brangsong. Selanjutnya Desa KrajanKulon, Desa Kutoharjo, Desa Wonorejo, Desa Sarirejo, Desa Sumberejo, Desa Kumpulrejo, Desa Karangtengah di Kecamatan Kaliwungu. Kemudian Desa Protomulyo di  Kecamatan Kaliwungu Selatan, Desa Kartikajaya, Desa Bangunsari, Desa Wonosari, Desa Donosari, Desa Pidodokulon, Desa Bangunrejo di Kecamatan Patebon. Berikutnya Desa Manggungsari di Kecamatan Weleri, Desa Puguh dan Desa Dawungsari di Kecamatan Pegandon, Desa Cepiring di Kecamatan Cepiring serta Desa Gempolsewu di Kecamatan Rowosari.

Pemerintah desa dan kelurahan seperti Kelurahan Pegulon, Desa Protomulyo dan Desa Bangunrejo telah mendirikan dapur umum guna pemenuhan kebutuhan dasar permakanan. Selain itu, tim gabungan juga telah mengupayakan evakuasi dan penyelamatan warga serta memberikan bantuan logistik serta kebutuhan dasar lainnya.

Selanjutnya banjir juga dilaporkan meluas di wilayah Kota Pekalongan. BPBD Kota Pekalongan melaporkan ada sebanyak 1.900 jiwa mengungsi di 17 titik setelah tempat tinggal mereka terendam banjir. Adapun 17 titik itu berada di 9 lokasi di Kecamatan Pekalongan Barat dan 8 di Kecamatan Pekalongan Timur.

Hingga pukul 07.00 WIB hari ini sudah terdata ada 311 unit rumah terendam dengan Tinggi Muka Air antara 10-70 sentimeter.

Sebagai upaya penanganan darurat, tim gabungan dari BPBD Kota Pekalongan, TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, relawan bencana telah membantu mengevakuasi warga, memberikan bantuan logistik dan kebutuhan dasar. Selain itu, tim BPBD Kota Pekalongan juga telah mengaktifkan posko guna mendukung upaya lain yang dibutuhkan selama penanganan darurat.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kantor Ahmad Yani Jawa Tengah telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca yang menyebutkan terkait prospek cuaca 3-6 jam ke depan di Jawa Tengah tanggal 2 Januari 2023.

BMKG menyebutkan bahwa diprakirakan dalam 3-6 jam ke depan terdapat potensi cuaca ekstrim Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai Kilat/Petir dan Angin Kencang di beberapa wilayah di Jawa Tengah antara lain: Banjarnegara, Wonosobo, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Kendal, Batang, Kab./Kota Tegal, Brebes, Kota Magelang, Pekalongan dan sekitarnya.

Menyikapi hal itu, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem.

Upaya seperti pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.

Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN