Banjir Bangkalan Terjadi Dini Hari Berangsur Surut
30 Des 2020 21:23 WIB
Foto : Banjir yang terjadi di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Rabu (30/12). (BPBD Kabupaten Bangkalan)
JAKARTA – Banjir yang terjadi di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Rabu (30/12) dini hari berangsur surut. Kondisi ini dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan pada siang ini sekitar pukul 11.10 waktu setempat.
BPBD Bangkalan juga menginformasikan bahwa lalu lintas terganggu akibat genangan yang masih tersisa. Arus kendaraan di jalan masih mengalami kemacetan. Banjir yang terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dipicu salah satunya hujan dengan intensitas sedang. Curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Blega di kawasan tersebut meluap.
Menyikapi peristiwa itu, BPBD setempat segera menurunkan tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi kejadian. Tak hanya BPBD tetapi juga pihak-pihak terkait seperti dari kepolisian dan TNI serta aparat kecamatan. Selain memastikan keselamatan warga, tim juga melakukan kaji cepat kebutuhan dan penilaian dampak di lokasi kejadian.
Tim yang dikoordinasikan oleh BPBD setempat dan Muspika Kecamatan Blega masih melakukan pemantauan kondisi terkini di lapangan.
Data sementara, saat banjir berlangsung sebanyak 2.065 KK terdampak. Genangan di rumah warga mencapai 80 cm. Selain pemukiman, banjir menggenangi 8 unit perkantoran, 11 sekolah, 50 hektar lahan pertanian dan 100 hektar tambak.
Berdasarkan Info BMKG, kawasan Bangkalan masih diprediksikan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir hingga esok hari (31/12). Terkait dengan potensi hujan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.
Sementara itu, melihat analisis InaRISK, Kecamatan Blega termasuk dari beberapa kecamatan yang memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. InaRISK menganalisis terdapat 18 kecamatan dengan luas bahaya 33.909 hektar pada kategori tersebut.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga mengingat prediksi puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021. Di sisi lain, fenomena La Nina dapat memperburuk kondisi curah hujan dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB