Banjir Bandang Padang Lawas Sisakan Material Lumpur
17 Mar 2021 03:21 WIB
Foto : Banjir bandang yang melanda Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, pada Jumat lalu (12/3) menyisakan material lumpur. (BPBD Kabupaten Padang Lawas)
JAKARTA – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, pada Jumat lalu (12/3) masih berdampak pada kehidupan masyarakat. Pemerintah daerah masih melakukan upaya penanganan darurat pascabanjir hingga hari ini.
BPBD Kabupaten Padang Lawas menginformasikan pascakejadian, kawasan terdampak masih menyisakan material lumpur. BPBD bersama dinas terkait dan masyarakat terus melakukan upaya pembersihan material lumpur. Wilayah terdampak banjir bandang ini antara lain lima desa di Kecamatan Ulu Barumun. Kelima desa tersebut yaitu Desa Pintu Padang, Paringgonan, Paringgonan Julu, Matondang dan Simanuldang.
Banjir bandang menghanyutkan 6 unit rumah warga, sedangkan 2 unit rumah rusak sedang dan 6 lainnya rusak ringan. Di samping itu, 57 unit rumah dan sejumlah fasilitas umum dan sosial terdampak peristwa yang terjadi pada malam hari, sekitar pukul 21.00 WIB.
Pascakejadian, warga yang rumahnya hanyut atau roboh masih mengungsi di tenda pengungsian dan sebagian mengungsi ke rumah kerabat. Data BPBD Padang Lawas mencatat 14 KK mengungsi dan 57 KK terdampak.
Kejadian ini dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Batang Taris. Saat insiden berlangsung, tinggi muka air antara 50 – 300 cm.
Merespons bencana saat itu, BPBD Kabupaten Padang Lawas segera melakukan upaya darurat di bawah kendali pos komando yang cepat terbentuk. Upaya darurat yang dilakukan antara lain, penyelamatan dan evakuasi, pendirian tenda keluarga, pendistribusian air bersih dan sembako serta pendataan dan koordinasi multipihak.
Hasil pendataan kebutuhan mendesak yang masih diperlukan antara lain alat transportasi untuk distribusi bantuan, pakaian, sembako, tangki air bersih, MCK darurat, vitamin dan obat-obatan.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB