Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Anjing Pelacak Dikerahkan Mencari 5 Korban Hilang di Sibolangit

Dilihat 337 kali
Anjing Pelacak Dikerahkan Mencari 5 Korban Hilang di Sibolangit

Foto : Anjing Pelacak Dikerahkan Mencari 5 Korban Hilang di Sibolangit ()

DELI SERDANG - Hingga Selasa (17/5) pukul 21.00 Wib, masih ada 5 korban jiwa yang terseret banjir bandang dan longsor di kawasan wisata air terjun di Sibolangit belum ditemukan oleh Tim SAR gabungan. Dari total 78 orang korban di Sibolangit maka 56 orang selamat, 1 orang luka sedang, 16 orang meninggal dunia, dan 5 orang masih hilang. Dari 16 orang meninggal 7 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.  Sebanyak 320 personil tim SAR gabungan dari BNPB, Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, pecinta alam, NGO, mahasiswa, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi dan pencarian korban. Brimob mengerahkan anjing pelacak untuk mencari 5 korban jiwa yang masih hilang. Tim SAR dibagi menjadi 3 kelompok dengan menyusuri sungai. Adanya batu-batu besar di sepanjang alur sungai menyebabkan kendala pencarian. Korban yang ditemukan sebagian tertimbun material longsoran dan batu-batu yang terbawa oleh banjir bandang. Pada malam ini dimulai pukul 20 00 Wib, seluruh perwakilan tim SAR gabungan melakukan rapat evaluasi untuk lebih mempertajam dan mengefektifkan pelaksanaan pencarian besok pagi. Banjir bandang dan longsor di air terjun Dua Warna kawasan Bumi Perkemahan, Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara pada Minggu (15/5) pukul 18.00 Wib, selain menimbulkan korban jiwa juga menyebabkan jalan penghubung Desa Bandar Baru tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Tempat wisaya Air Terjun Dua Warna atas perintah Bupati Deliserdang ditutup sementara sambil menunggu hasil kajian.  Masyarakat dihimbau untuk selalu hati-hati dan waspada jika melakukan aktivitas di pegunungan seperti pendakian, berkemah atau berwisata. Hendaknya memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan rambu-rambu peringatan. Saat ini masih musim peralihan dari penghujan ke kemarau yang cenderung lebih basah. Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Penulis


BAGIKAN