Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Peringatan Hari Relawan Internasional, BNPB Gelar Kegiatan Sekolah Sungai Ciliwung

Dilihat 60 kali
Peringatan Hari Relawan Internasional, BNPB Gelar Kegiatan Sekolah Sungai Ciliwung

Foto : Kegitan susur sungai yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Sekolah Sungai Ciliwung dalam rangka memperingati Hari Relawan Internasional pada 5 Desember 2020. (Kedeputian Bidang Pencegahan BNPB/Nur'aini Sabilussalami)


JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Relawan Internasional yang jatuh pada 5 Desember 2020, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Pencegahan bekerja sama dengan Komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) menggelar kegiatan Sekolah Sungai Ciliwung dengan mengajak para relawan berpartisipasi untuk menjaga lingkungan.

Kegiatan yang dilakukan terdiri dari rangkaian susur sungai, pelepasan ikan, serta penanaman pohon yang dilakukan di Sekolah Sungai Ciliwung sampai dengan kawasan Ekoriparian Ciliwung Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Deputi Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan relawan di Indonesia bukan hanya datang pada saat bencana, namun relawan adalah orang-orang yang mampu melindungi lingkungannya. 

“Relawan tidak hanya merupakan insan yang hadir ketika bencana terjadi, tetapi juga merupakan insan yang mampu melindungi lingkungan sekitarnya,” ucap Lilik.

Lilik juga berharap agar saat ini dapat mulai dilakukan penguatan lingkungan dan juga penguatan tempat-tempat evakuasi banjir dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam rangka antisipasi ancaman La Nina. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Mat Peci Usman Firdaus menyampaikan kegiatan ini juga sebagai peresmian Sekolah Sungai Ciliwung untuk generasi milenial guna mengelola ekoeduwisata (ekonomi, sosial, budaya, kearifan lokal dan pendidikan). 

“Sekolah Sungai Ciliwung juga menjadi ruang bagi para generasi milenial dalam mengelola lingkungan dengan berbagai aspek, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya, nilai kearifan lokal serta pendidikan,” ujar Usman.

Selain penguatan di segmen tengah Sungai Ciliwung melalui Sekolah Sungai, Usman juga menjelaskan penguatan di hulu Sungai Ciliwung juga akan dilakukan melalui kegiatan Sekolah Gunung di kawasan Bogor, serta di hilir sungai melalui Sekolah Laut di Marunda. Kegiatan yang masif mulai dari Sekolah Gunung, Sekolah Sungai, sampai Sekolah Laut juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang bersih bagi generasi penerus bangsa.

“Sungai Ciliwung menghidupi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Bila Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung rusak, maka yang mengalami dampaknya adalah masyarakat itu sendiri,” tambah Usman.

Adapun masih ditemukan beberapa permukiman di pinggir Sungai Ciliwung yang masih membuang sampah sembarangan serta alih fungsi lahan di hulu juga terjadi cukup masif, dimana yang sebelumnya ditanam oleh jenis tanaman dengan akar kokoh, diganti dengan tanaman sayuran atau jenis tanaman yang bernilai ekonomis namun akarnya tidak kuat sehingga menyebabkan banjir dan longsor.

“Membangun Ciliwung bukan hanya fisik saja tetapi juga penguatan kapasitas warganya. Diharapkan pemerintah daerah setempat dapat menggandeng masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk menjaga sungainya,” tegas Usman.

Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sudin Lingkungan Jakarta Selatan, Karang Taruna, mahasiswa, serta masyarakat sekitar. 



Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN