Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

11 Warga Tarakan Meninggal Dunia Akibat Tanah Longsor, 3 Mengalami Luka

Dilihat 108 kali
11 Warga Tarakan Meninggal Dunia Akibat Tanah Longsor, 3 Mengalami Luka

Foto : Tanah longsor terjadi pada Senin dini hari (28/9), sekitar pukul 01.30 waktu setempat di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. (BPBD Kota Tarakan)


JAKARTA - Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB menginformasikan sebanyak 11 warga Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, meninggal dunia akibat tanah longsor. Tiga lainnya dilaporkan mengalami luka-luka setelah tanah longsor terjadi pada Senin dini hari (28/9), sekitar pukul 01.30 waktu setempat.

Data BNPB per pukul 11.35 WIB mencatat warga meninggal dunia di dua kecamatan, yakni Kecamatan Tarakan Utara dan Tarakan Tengah. Jumlah korban meninggal dunia (MD) sebanyak 7 orang dan luka-luka 3 di Kecamatan Tarakan Utara, sedangkan korban MD 4 orang di Tarakan Tengah. Wilayah terdampak berada di Kelurahan Juanta Permai, Tarakan Utara dan dua kelurahan di Tarakan Tengah, yakni Juanta Kerikil dan Selumit Pantai.  

Kejadian ini salah satunya dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (27/9) di wilayah Tarakan. Selain korban jiwa, bencana ini berdampak pada 19 unit rumah warga. 

BNPB terus memantau perkembanganan penanganan darurat oleh BPBD Kota Tarakan dan BPBD Provinsi Kalimantan Utara. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi warga dan kaji cepat, serta berkoordinasi dengan instansi terkait.  

Sementara itu, BPBD Provinsi Kalimantan Utara pun turut serta berkoordinasi dengan BPBD Kota Tarakan terkait penyaluran bantuan kepada korban terdampak. Berdasarkan informasi dari BPBD Kota Tarakan, kondisi cuaca terakhir pada Senin (28/9), pukul 11.00 WIB, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di lokasi bencana. 

Selama masa pancaroba dan menjelang musim hujan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga. Pencegahan dan kesiapsiagaan di tingkat keluarga dan komunitas menjadi elemen untuk tetap selamat di tengah ancaman bahaya hidrometeorologi. 


Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN