[Update] – Dampak Banjir Warga Delapan Kecamatan di Kota Manado
25 Jan 2021 19:55 WIB
Foto : Analisis identifikasi resiko banjir wilayah Manado melaui InaRISK. (InaRISK)
JAKARTA – Banjir Kota Manado yang terjadi pada Jumat (22/1), pukul 12.00 WITA, berdampak pada kerugian korban dan harta benda. Tercatat pada hari ini, Senin (24/1), pukul 14.00 WIB, peristiwa ini melanda delapan kecamatan, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Manado melaporkan delapan kecamatan terdampak banjir yaitu Kecamatan Malalayang, Wanea, Sario, Paal Dua, Pikkala, Wenang, Tuminting dan Singkil. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menginformasikan banjir berdampak pada jatunya korban meninggal dunia sebanyak 2 orang, luka berat 1 dan luka ringan 1. Saat banjir terjadi, lebih dari 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, banjir juga berdampak pada kerugian material, antara lain rumah rusak berat 10 unit dan rusak sedang 3. BPBD mencatat fasilitas publik lain yang terdampak, sekolah dasar 20 unit, SMP 7 unit. Saat banjir terjadi tinggi muka air terpantau pada ketinggian 50 hingga 400 cm.
Banjir yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi hingga daerah aliran sungai Sawangan dan Tondano meluap telah surut. Jaringan listrik dan telepon selular operator tertentu telah kembali normal.
Dilihat dari analisis InaRISK, Kota Manado termasuk wilayah administrasi yang berpotensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, di antaranya delapan kecamatan yang terdampak banjir pada Januari 2020 ini. Luas bahaya banjir teridentifikasi seluas 2.040 hektar.
Dalam kurun waktu 10 tahun, Kota Manado sering dilanda banjir yang meluas, seperti pada tahun 2014 hingga 2020. Periode tersebut, banjir 2014 menjadi yang paling buruk. Saat itu, hujan deras memicu debit air empat sungai besar meluap. Peristiwa pada 15 Januari 2014, pukul 19.00 waktu setempat, menewaskan 25 warga dan 1 lainnya hilang. Sedangkan kerugian material, sebanyak 829 rumah mengalami kerusakan.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB