[Update] – Banjir Tiga Kabupaten di Kalimantan Barat Berangsur Surut, Sebagian Warga Mengungsi Kembali ke Rumah
19 Nov 2021 15:10 WIB
Foto : Potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat (InaRISK)
JAKARTA – Banjir yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sejak Oktober 2021 lalu masih berdampak hingga hari ini, Kamis (18/11). Kejadian yang melanda tiga kabupaten di provinsi ini menimbulkan pengungsian namun sebagian warga memutuskan kembali setelah tinggi muka air genangan berangsur surut.
BPBD Kabupaten Melawi melaporkan pada hari ini, Kamis (18/11), tinggi muka air mengalami penurunan 50 hingga 100 cm. Kondisi ini membuat warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Data terakhir warga yang mengungsi saat itu berjumlah 773 jiwa. Di samping itu, memastikan kesehatan warga yang kembali, pemerintah daerah bersama dengan TNI dan Polri memberikan pengobatan gratis, seperti yang terjadi di Kecamatna Pinoh.
Dampak korban jiwa di Kabupaten Melawi tercatat 28.278 KK atau 108.455 jiwa terdampak dan 4 warga meninggal dunia, sedangkan kerugian material mencakup rumah terdampak 27.621 unit dan fasilitas umum 104 unit.
Lokasi terdampak banjir di kabupaten ini yaitu Kecamatan Menukung, Tanah Pinoh, Tanah Pinoh Barat, Nanga Pinoh, Sayan, Pinoh Selatan, Pinoh Utara, Ella Hilir, Belimbing, Belimbing Hulu dan Sokan.
Banjir Kabupaten Sintang
Wilayah lain yang terdampak di Provinsi Kalbar yaitu Kabupaten Sintang. Banjir yang melanda sejak Kamis (21/10), pukul 10.00 WIB itu berdampak pada 12 kecamatan. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang pada hari ini, Kamis (18/11), tinggi muka air berangsur surut 50 cm, sedangkan di kawasan bantaran Sungai Melawi mengalami penurunan yang sama sekitar 50 cm.
Dampak terakhir yang tercatat oleh BPBD Kabupaten Sintang yaitu populasi terdampak 33.818 KK atau 112.962 jiwa, warga mengungsi 7.545 KK atau 25.884 jiwa. Mereka yang mengungsi berada di 32 pos pengungsian. Korban meninggal dunia sebanyak 4 jiwa.
Terkait dengan kerugian material, pihak BPBD setempat masih terus melakukan pendataan di lapangan. Data sementara per hari ini menyebutkan rumah terdampak 35.807 unit, jembatan rusak berat 5 unit, jembatan rusak sedang 1 unit dan gardu padam 61 unit. Total jumlah gardu yang sempat padam berjumlah 77 unit, sedangkan 16 unit telah berfungsi normal.
Dua belas kecamatan terdampak di Kabupaten Sintang yaitu Kecamatan Sintang, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Tempunak, Kelam Permai, Sei Tebelian, Ketungau Hilir, Sepauk, Dedai, Serawai dan Ambalau. Menurut identifikasi BPBD kabupaten, masih ada desa yang terisolir akibat banjir meluas ini.
Genangan di Beberapa Wilayah Kabupaten Sekadau Berangsur Surut
Sementara itu, laporan BPBD Kabupaten Sekadau menyebutkan genangan berangsur surut di beberapa wilayah. Seiring dengan kondisi tersebut, sebagian warga yang sempat mengungsi kembali ke rumah masing-masing. Pengungsian warga yang tercatat sebanyak 915 KK atau 3.311 jiwa. Pusdalops BNPB masih menunggu data terkini jumlah warga yang masih mengungsi maupun titik-titik wilayah yang genangan banjirnya mulai surut.
Dampak banjir di wilayah ini tercatat populasi terdampak berjumlah 5.518 KK atau 19.601 jiwa dan warga meninggal dunia 1 jiwa. Sedangkan kerugian material BPBD masih terus melakukan pemutakhiran data infrastruktur terdampak. Data sementara tercatat jumlah rumah terdampak mencapai 5.518 unit
Pemerintah Kabupaten Sekadau masih menetapkan status tanggap darurat di wilayahnya hingga 30 November 2021. Kondisi ini dapat diperpanjang apabila kondisi semakin memburuk. Selama masa tanggap darurat ini, pemeirntah daerah melayani warga terdampak, khususnya mereka yang masih mengungsi.
Kecamatan terdampak dengan sejumlah desa ini, antara lain Kecamatan Sekadau Hilir, Belitang, Belitang Hilir dan Sekadau Hulu.
Mendukung penanganan darurat di tiga kabupaten di Provinsi Kalbar, BNPB terus memberikan dukungan, seperti bantuan sumber daya berupa personel, logistik maupun dana siap pakai. Hingga kini, personel BNPB masih berada di wilayah terdampak bersama dengan BPBD tiga kabupaten.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB