[Update] Banjir di Kabupaten Tanah Bumbu Belum Surut, Lebih Dari Dua Ratus Warga Bertahan di Pengungsian
14 Mei 2021 23:40 WIB
Foto : Giat evakuasi warga terdampak banjir di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (14/5). (BPBD Kabupaten Tanah Bumbu)
JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu melaporkan hingga Jumat (14/5) siang pukul 12.30 WIB, genangan banjir masih terjadi di wilayahnya. Hal ini memaksa sebanyak 207 warga yang rumahnya terendam banjir untuk bertahan di titik pengungsian. Warga yang mengungsi terbagi di dua titik pengungsian, yakni di SMPN 4 Satui di Desa Sinar Bulan dan Gedung Majelis Ta'lim di Desa Sungai Danau.
BPBD Kabupaten Tanah Bumbu juga memperbaharui informasi lokasi terdampak banjir yang sebelumnya hanya di Desa Sinar Bulan, update terbaru banjir juga berdampak pada lima desa lainnya yakni Desa Satu Barat, Jombang, Satui Timur, Sungai Danau, dan Sejahtera Mulia.
Kerugian material juga bertambah menjadi sebanyak 2.216 unit rumah warga terendam setinggi 100 cm hingga 150 cm. Selain perumahan, banjir juga merendam 55 hektar sawah siap panen milik warga.
Sementara itu kondisi di lokasi saat ini terjadi penurunan tinggi air sekitar 10 hingga 20 cm, namun kondisi cuaca dilaporkan mendung dan masih berpotensi hujan.
BPBD Kabupaten Tanah Bumbu telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama tim gabungan melakukan evakuasi korban. Tim juga melakukan distribusi bantuan kepada korban terdampak di titik pengungsian maupun yang masih bertahan di rumah-rumah.
Adapun kebutuhan mendesak saat ini adalah peralatan evakuasi seperti perahu karet serta kebutuhan di pengungsian seperti tikar, tenda, selimut, dan family kit.
Seperti yang dilaporkan oleh BNPB sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi membuat debit air Sungai Satui di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan meluap pada Kamis pagi (13/5), pukul 06.00 WITA. BNPB mengimbau setiap warga untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana, khususnya banjir, banjir bandang dan tanah longsor dikarenakan bahaya bencana hidrometeorologi masih berpotensi terjadi di tengah masyarakat.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB