Petaka "Tsunami Kecil" Hantam 26 Desa di Pati
15 Jul 2022 18:56 WIB
Foto : Banjir bandang hantam 26 desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (14/7). (BPBD Kabupaten Pati)
JAKARTA - Hujan deras mengguyur wilayah Lereng Gunung Muria yang menjadi hulu beberapa sungai di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sejak Rabu malam (13/7) hingga Kamis (14/7) dini hari.
Hujan deras yang berlangsung semalaman itu membuat tanggul beberapa sungai kehilangan kemampuan menampung debit air yang terus naik. Akibatnya, tanggul jebol dan airnya melimpah ke permukiman penduduk.
Petaka itu terjadi ketika sebagian besar penduduk terlelap. Air bah menyapu beberapa rumah warga, bak "tsunami kecil" yang menghantam tanpa pandang bulu. Pada saat kejadian tengah malam itu, terhitung ada belasan rumah yang hanyut terbawa arus banjir bandang.
Keesokan paginya, ketika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati bersama unsur pemerintah Kabupaten Pati turun ke lokasi, ditemukan beberapa titik tanggul yang jebol dan menjadi biang banjir bandang.
Dari hasil asesmen itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Pati menemukan ada satu titik tanggul sungai yang jebol dengan panjang kurang lebih 25 meter di Desa Bulumanis Kidul. Akibatnya 6 rumah hanyut dan 11 rumah rusak ringan hingga sedang.
Sementara itu di Desa Tunjungrejo, sebanyak 7 rumah warga lenyap tersapu banjir bandang setelah tanggul Sungai Sat jebol, sedangkan 7 rumah lainnya mengalami rusak berat.
Menurut catatan, tanggul itu sebelumnya pernah jebol pada Senin (27/6) dan telah diperbaiki, namun hujan deras yang mengguyur Kamis (14/7) tengah malam itu menyebabkan kerusakan ke dua kalinya.
Berdasarkan hasil kaji cepat yang terus dilakukan hingga Jumat (15/7) pukul 07.00 WIB, banjir bandang itu telah berdampak di 26 Desa yang terbagi di 4 kecamatan.
Sedikitnya 42 rumah rusak dengan rincian 6 rumah hanyut, 11 rumah rusak ringan-sedang di Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso. Kemudian 7 rumah hanyut dan 7 rumah rusak berat di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso dan Kecamatan Pati ada 11 rumah rusak berat.
Selain itu, RSU Soewondo juga tergenang air hingga masuk beberapa ruang dan sempat mengganggu pelayanan kesehatan. Kantor DP3AKB juga tergenang.
Sementara itu, warga yang mengungsi ada 55 jiwa dari 14 KK di Desa Bulumanis. Sebelumnya ada 425 warga Kelurahan Kalidoro yang mengungsi di Masjid Kalidoro, namun saat ini telah kembali ke rumah masing-masing.
Sampai berita ini diturunkan, tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dan kerugian materil masih dalam proses pendataan lebih lanjut.
Sebagai upaya percepatan penanganan bencana banjir bandang, BPBD Kabupaten Pati bersama lintas instansi terkait telah berada di lokasi untuk koordinasi dan kaji cepat. Posko Lapangan telah didirikan di Balai Desa Bulu Manis, guna mempermudah koordinasi dan penanganan darurat.
Guna memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak dan tim di lapangan, dapur umum telah didirikan di tiga titik, yakni di Kantor Dinas Sosial, Balai Desa Bulumanis Kidul dan kediaman Kepala Desa Tunjungrejo.
Sejumlah kebutuhan logistik juga telah disalurkan kepada warga penyintas dengan jenis makanan anak, makanan siap saji, lauk pauk siap saji, perlengkapan bayi, roti siap makan dan beberapa kebutuhan lainnya.
Hingga hari ini, tim gabungan bersama masyarakat terus bergotong-royong guna pembersihan material puing sampah dan lumpur yang terbawa banjir bandang.
Adapun pembersihan itu mendapat dukungan alat berat sebanyak 4 unit eskkavator dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum setempat. Di samping itu truk pengangkut lumpur dan sampah serta puing lainnya juga disiagaan termasuk mobil tanki air untuk pembersihan jalan milik BPBD Kabupaten Pati.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani-Semarang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi prakiraan cuaca yang menyebut bahwa hujan ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Pati hingga malam nanti. Lebih lanjut, khususnya di wilayah pegunungan dan sekitarnya, kondisi cuaca hujan sedang-lebat yang dapat didahului petir dan angin kencang juga masih berpotensi terjadi.
Merujuk dari informasi prakiran cuaca tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat dapat melakukan segala upaya yang merujuk pada mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya bencana susulan. Upaya seperti normalisasi sungai, susur sungai, pembersihan sungai dari sumbatan sampah, perbaikan dan penguatan tanggul, sosialisasi kepada masyarakat serta memantau perkembangan cuaca agar dilakukan secara berkala.
Masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan bantaran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, maka diimbau agar evakuasi sementara secara mandiri ke lokasi yang lebih aman.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB