Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

WASPADAI ANCAMAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI SELAMA MUSIM KEMARAU 2013

Dilihat 379 kali
WASPADAI ANCAMAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI SELAMA MUSIM KEMARAU 2013

Foto : WASPADAI ANCAMAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI SELAMA MUSIM KEMARAU 2013 ()

 BMKG baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa musim kemarau 2013 ini adalah kemarau basah. Artinya musim kemarau tahun ini akan lebih banyak hujan dibandingkan dengan pola musim kemarau normal. Pola angin yang menimbulkan gangguan cuaca pada musim kemarau ini diprediksi berlangsung Juli sampai Agustus. Kondisi demikian dapat menyebabkan terjadinya hujan berintensitas tinggi dan menimbulkan banjir, longsor, memicu hama penyakit tanaman yang pada gilirannya menimbulkan gagal panen dan sebagainya. 

Hal ini diprediksikan bencana hidrometerologi seperti banjir, longsor, puting beliung, dan gelombang pasang berpotensi meningkat selama 2013.  Selama Januari-Mei 2013 terdapat 573 kejadian bencana hidrometeorologi yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Akibat bencana tersebut 252 orang meninggal dunia, 512.080 orang menderita dan mengungsi, 30.525 unit rumah rusak dan puluhan fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah dan sebagainya mengalami kerusakan.


Dari total 573 kejadian bencana tersebut, banjir mendominasi yaitu 212 kejadian, kemudian puting beliung 195 kejadian dan longsor 138 kejadian. Tanah longsor  menyebabkan 115 orang meninggal dan banjir 94 orang meninggal. Banjir juga menyebabkan hampir 431.828 orang mengungsi dan menderita. 


Data ini adalah data sementara yang diperoleh Pusdalops BNPB. Masih banyak data yang tersebar di kementerian, lembaga dan BPBD yang belum dikirimkan ke BNPB. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan data kejadian riil bencana mencapai 3 kali lipat dari data yang sudah terkumpulkan.


Dengan kondisi cuaca yang basah tersebut diperkirakan bencana hidrometeorologi di Indonesia pada tahun 2013 akan lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Masyarakat dan BPBD dihimbau untuk tetap waspada. Bencana timbul saat kita tidak siap menghadapinya. 


Sutopo Purwo NugrohoKepala Pusat Data Informasi dan Humas 

BNPB

Penulis


BAGIKAN