Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

UPAYA KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BAHAYA ASAP DALAM RANGKA ISLAMIC SOLIDARITY GAMES DI SUMATERA SELATAN

Dilihat 377 kali
UPAYA KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BAHAYA ASAP DALAM RANGKA ISLAMIC SOLIDARITY GAMES DI SUMATERA SELATAN

Foto : UPAYA KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BAHAYA ASAP DALAM RANGKA ISLAMIC SOLIDARITY GAMES DI SUMATERA SELATAN ()

Berakhirnya masa tanggap darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau tidak lantas membuat kita berhenti  melakukan tindakan pencegahan dan kesiapsiagaan karena menganggap bencana telah usai. Berdasarkan data dari Kementerian Kehutanan, tren hotspot terjadi mulai bulan Agustus sampai dengan Oktober. Berangkat dari catatan historis tersebut, Direktorat Kesiapsiagaan menyelenggarakan Konsolidasi Internal antara BNPB dan BPBD Provinsi Terkait Ancaman Bahaya Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan. 

Riau sebagai satu-satunya provinsi --prioritas antisipasi bahaya asap regional Sumatera--  yang sudah menyusun Rencana Kontinjensi Menghadapi Ancaman Bahaya Asap Akibat Karhutla, dinilai sukses menjadi tuan rumah PON 2012. Salah satu penilaiannya karena bencana asap tidak mengganggu pelaksanaan PON tersebut. Namun pada 2013, asap akibat karhutla di Riau menyebabkan tingginya indeks ISPU di negara tetangga. Dua hal bertentangan ini tentu dapat menjadi pembelajaran kesiapsiagaan bagi provinsi lainnya. Pertemuan yang dipimpin oleh Direktur Kesiapsiagaan ini tidak hanya membahas mengenai aspek kesiapsiagaan (terhadap ancaman bahaya asap akibat kebakaran hutan dan lahan) saja, tapi juga membahas mengenai bencana asap di Riau, baik dari segi kesiapsiagaan, operasi, dan lainnya. 

Tahun ini, provinsi yang menjadi perhatian khusus adalah Sumatera Selatan. Provinsi ini didapuk menjadi tuan rumah untuk ajang olahraga internasional, yaitu Islamic Solidarity Games yang rencananya akan dilaksanakan pada 22 Sepetember 2013 sampai dengan 1 Oktober 2013. Beberapa upaya yang telah dan akan dilakukan terkait kesiapsiagaan adalah Rapat Koordinasi Lintas Sektor Terkait pada 25 Juni 2013, penyusunan Rencana Kontinjensi Menghadapi Ancaman Bahaya Asap Akibat Karhutla dan Apel Siaga Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Lintas Sektor terkait dan Dunia Usaha yang direncanakan pada akhir Bulan Agustus 2013. Sementara Rencana Operasi (pemadaman darat, operasi hujan buatan dan water bombing) akan dilaksanakan berdasarkan kondisi yang dihadapi pada saat puncak musim kemarau. Berdasarkan data titik panas (Sumatera Selatan) sejak 1997, puncak titik panas Sumatera Selatan adalah pada bulan September, yang biasanya disebut dengan istilah “bulan kabut asap”.

Konsolidasi dilaksanakan di Hotel Millennium Sirih Jakarta selama dua hari, yaitu Kamis, 11 Juli 2013 khusus untuk regional Sumatera dan Jumat, 12 Juli 2013 khusus untuk regional Kalimantan. Pertemuan tersebut mengundang delapan provinsi prioritas bahaya asap, yaitu Provinsi Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. 

Kegiatan di atas dihadiri oleh para Kalaksa dari BPBD Provinsi Riau, BPBD Provinsi Kalimantan Timur, BPBD Kalimantan Tengah, BPBD Kalimantan Selatan dan para Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dari BPBD Jambi, BPBD Provinsi Riau, BPBD Provinsi Kepulauan Riau, BPBD Kalimantan Selatan, BPBD Kalimantan Barat serta Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Sumatera Selatan. Turut hadir pula Kepala Seksi Pencegahan BPBD Provinsi Kalimantan Timur dan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan serta Kepala Seksi Seksi Pencegahan BPBD Provinsi Riau. Dari BNPB sendiri dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Tanggap Darurat, Direktorat Logistik dan Direktorat Peralatan.


Penulis


BAGIKAN