SRC PB WILAYAH BARAT LAKUKAN SIMULASI BENCANA GEMPABUMI SUMATERA BARAT
13 Okt 2013 02:44 WIB
Foto : SRC PB WILAYAH BARAT LAKUKAN SIMULASI BENCANA GEMPABUMI SUMATERA BARAT ()
Berdasarkan penelitan dari para ahli, Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah yang berisiko diguncang gempa bumi dengan magnitude 8,9 Skala Richter dan memicu terjadi tsunami. Gempa besar ini merupakan siklus 200 tahunan. Gempa megatrusth berdasarkan catatan para ahli sudah terjadi pada tahun 1300, 1600 dan 1800. Salah satu cara dalam mitigasi bencana adalah dengan melakukan simulasi bencana di daerah yang berisiko terjadi bencana. Simulasi ini dimaksudkan mempersiapkan personil SRC PB agar siap dalam menjalankan tugasnya dalam menghadapi bencana.
Kegiatan simulasi ini berlokasi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Sentul Bogor, Jawa Barat pada (12/10) 2013. Simulasi ini melibatkan sekitar 65 personil yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum, Badan SAR Nasional, Badan Informasi Geospasial, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Palang Merah Indonesia, Dinas Perhubungan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan BNPB.
Menurut Kepala Bidang Kurikulum Pusdiklat BNPB, Drs. Hermana, “diharapkan dengan dilakukan simulasi ini Personil SRC PB akan lebih mengerti dan siap dalam penanganan bencana dan terutama pada evakuasi korban bencana dan meminamilisir potensi terjadinya korban jiwa yang tinggi serta kerusakan dan kerugian dari sisi ekonomi, sosial, psikologis, dan lingkungan”.
Pada simulasi tersebut, terjadi bencana Gempabumi yang berlangsung dengan cepat dan prosesi simulasi itu diawali dengan bunyi sirene dari mobil Rescue bahkan gempa yang terjadi juga diawali dengan laporan dari masyarakat bahwa ada korban tertimpa bangunan dan juga adanya laporan bahwa telah terjadi kepanikan dari korban yang bencana akibat terjadinya gempa, adanya laporan masyarakat korban terjebak dibawah gedung, teriakan korban yang terluka dan beberapa korban yang harus di evakuasi.
Simulasi bencana gempa menunjukkan kesibukan instansi dalam melakukan koordinasi dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti Badan Sar Nasional (Basarnas) menyiapkan personil dalam menyelamatkan korban gempa, Satlantas mengatur lalu lintas agar lancar, Dishub membantu Satlantas mengatur kendaraan, bantuan mobil ambulance dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tagana membantu evakuasi korban gempa, dan TNI menyiapkan tenda, PMI menyiapkan obat-obatan dan Kominfo menyebarkan informasi terkait perkembangan kejadian bencana. Dalam tim posko kedaruratan, instansi yang terkait dalam penanganan bencana saling berkoordinasi dan membuat laporan perkembangan penanganan bencana dan melaporkan penanganan bencana kepada Komandan SRC PB dan Gubernur. (Rsp)