Satgas PMK Lakukan Monev Pantau Perkembangan Penanganan PMK di Provinsi Bengkulu
07 Okt 2022 03:50 WIB
Foto : Petugas sedang melakukan pengecekan hewan ternak dengan menggunakan APD sebagai langkah penerapan biosecurity di peternakan kambing Lintas Dingin, Kota Bengkulu, Kamis (6/10). (Komunikasi Kebencanaan/Apri Setiawan)
Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) di wilayah provinsi Bengkulu, pada Kamis (6/10). Hal ini sesuai mandat Ketua Satgas Penanganan PMK Letjen TNI Suharyanto dalam rangka penguatan strategi serta mempercepat penanganan dibeberapa provinsi.
Kegiatan dibuka oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemprov Bengkulu Drs. Erlangga, M.Si dan dihadiri Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB Ir. Ibnu Asrur, M.M, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu drh. Muhammad Syarkawi, M.T, Kalaksa BPBD Prov Bengkulu Jaduliwan, S.E., M.M, Tenaga Ahli BNPB, Barantan Bengkulu, Dinkeswan Prov Bengkulu, BPBD, dan Satgas PMK tingkat Kabupaten/Kota.
Dalam arahannya, Ibnu menyampaikan monev ini merupakan pengawasan terhadap strategi penanganan PMK.
"Kegiatan ini merupakan pengawasan terhadap strategi penanganan PMK dan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap lima strategi meliputi _biosecurity,_ Pengobatan, Testing, Vaksinasi dan Potong Bersyarat," ujar Ibnu.
Berdasarkan data Provinsi Bengkulu per Rabu (5/10) kasus PMK tercatat sebanyak 1.054 ekor yang tersebar di tujuh lokasi yakni Rejang Lebong, Bengkulu Selatan, Mukomuko, Bengkulu Tengah, Kaur, Kota Bengkulu dan Seluma. Lebih lanjut, untuk kasus _zero case_ tercatat di tiga lokasi yakni Lebong, Bengkulu Utara dan Kepahiang.
Hasil pencatatan sementara tim monev, alokasi vaksin provinsi Bengkulu sebanyak 38.300 dosis, dengan hasil realisasi sebanyak 28.535 (74,5%). Alokasi obat 7.410 dosis, dengan pencapaian sudah terealisasi 2.958 ekor hewan. Terkait potong bersyarat, dari 41 hewan yang sudah dipotong, 19 peternak yang sudah mengajukan proses klaim bantuan.
Adapun kendala yang ditemui dilapangan dalam hal penanganan PMK meliputi tenaga vaksinator dan pola pemeliharaan ternak yang masih ekstensif dimana ternak dilepas di alam bukan dipelihara secara intensif di kandang. Dengan demikian vaksinator berperan juga sebagai penangkap ternak. Melihat fenomena ini, usulan pembuatan kandang jepit bagi hewan ternak akan dipertimbangkan. Hal ini akan mengurangi potensi bahaya saat hewan akan divaksinasi.
Kegiatan monev dilanjutkan dengan mengunjungi peternakan kambing Lintas Dingin Kota Bengkulu, Rumah Pemotongan Hewan dan Peternakan Kerbau di Desa Pulau Panggung Bengkulu Tengah. Sebagai bentuk tindaklanjut kegiatan monev ini, setiap kabupaten/kota melalui PIC yang sudah ditunjuk akan melaporkan secara periodik terhadap perkembangan penanganan PMK di wilayah masing-masing.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB