Satgas Penanganan COVID-19 Dukung Penanganan Pandemi di Sulsel
27 Jul 2020 16:38 WIB
Foto : Suasana Diskusi dengan Para Peserta Satgas Sulsel di Hotel Swiss-Bellhotel, Makasar (Relawan BNPB)
JAKARTA – Penularan virus SAR-CoV-2 di wilayah Indonesia masih terus terjadi. Salah satunya penambahan sebanyak 133 kasus di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada hari ini, Minggu (26/7). Melalui tiga pakar, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menugaskan mereka untuk membantu penanganan penyebaran virus di Sulsel.
Doni meminta tiga pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dr. Andani Eka Putra, Dr. Aqua Dwipayana dan Ahmad Alghozi untuk mengeliminasi kasus penyebaran virus SARS-CoV-2 di wilayah Sulsel yang tergolong tinggi. Mereka menyampaikan pengalaman terkait komunikasi dan motivasi di hadapan puluhan anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel.
"Kami mendapat tugas dari Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional Bapak Letjen TNI Doni Monardo untuk membantu Pemerintah Provinsi Sulsel dalam menangani Covid-19. Makanya kami sengaja datang ke sini," ujar Aqua melalui pesan digital saat berdiskusi di hadapan para peserta Satgas Sulsel di Hotel Swiss-Bellhotel, Makasar, Minggu (26/7).
Salah satu tim pakar, Dr. Andani sebagai Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas (Unand), menceritakan pengalaman saat mengoperasikan laboratorium di Sumatera Barat.
“Mereka yang berjumlah sebanyak 60 orang bekerja secara bergantian selama 24 jam. Targetnya setiap hari memeriksa ribuan spesimen,” ujar Dr. Andani.
Ia pun mengatakan, semuanya serba terbatas termasuk dana. Ia dan tim dengan peralatan dan fasilitas yang sederhana dalam sehari mampu untuk memeriksa hingga 2.600 spesimen. Laboratium yang ia pimpin beroperasi sejak 20 Maret 2020 setelah memperoleh ijin Kementerian Kesehatan.
Pengalamannya, dari peralatan yang terbatas, Dr. Andani mulai untuk melengkapi sendiri berbagai fasilitas di laboratorium, seperti dua mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), elisa reader, winston blood, dan sekat incubator.
Menurut Direktur Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Unand Padang itu, dia juga banyak menggunakan uang pribadi untuk membeli berbagai peralatan buat laboratoriumnya. Jumlah totalnya mencapai Rp850 juta.
Kemudian, Andani mengibahkan seluruh peralatan yang ia beli untuk kepentingan penanganan pandemi. Nyatanya, bantuan tak hanya berasal darinya, tetapi bantuan peralatan dari pihak lain mulai berdatangan. Selain, fasilitas peralatan yang dimiliki, Dr. Andani menawarkan mahasiswa dan dosen dari berbagai bidang studi untuk mendukung laboratoriumnya.
Saat berada di Makassar, Dr. Andani mengatakan bahwa optimalisasi pemanfaatan laboratorium RS Universitas Hasanuddin Makassar dapat dilakukan. Ia optimis ini dapat berjalan dalam waktu dekat, asal semua sarannya dipenuhi.
"Tadi pagi saya sudah ketemu dan diskusi dengan Dirut Rumah Universitas Hasanuddin Makassar Prof Syafri kamsul Arif, Ibu Dr Rizalinda (lab mikro), dan Prof Nasrum Massi (lab mikro/Wakil Rektor 4 Universitas Hasanuddin). Sekaligus melihat laboratoriumnya yang lebih baik dari milik Universitas Andalas," ucap Andani.
Strategi Komunikasi Melalui Pendekatan dengan Hati
Selain pendekatan dengan medis, Satgas Penanganan COVID-19 melihat pendekatan komuikasi sangat penting dalam melawan pandemi.
Pada konteks tersebut, pendekatan komunikasi sangat dibutuhkan sehingga pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dipahami secara baik.
"Begitu Presiden Jokowi memberi amanah kepada Bapak Letjen TNI Doni Monardo untuk menjadi Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 saya sudah membayangkan masalah Komunikasi bakal terjadi. Makanya saya mengingatkan Pak Doni tentang itu. Ternyata sekarang jadi kenyataan," tegas Aqua.
Ia juga menambahkan, untuk itu kepada semua anggota Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sulsel untuk serius dan sungguh-sungguh memperhatikan hal ini. Pendekatannya dengan hati dan selalu hati-hati.
"Sebagai anggota Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sulsel di manapun berada selalulah menjadi teladan. Dengan konsisten melakukan itu maka insya Allah masyarakat mengikuti semua yang disarankan," tambah anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi itu.
Aqua menyarankan, kepada semua tim Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel melakukan pekerjaan mulianya sebagai ibadah. Ini akan mendorong mereka untuk bekerja tanpa beban dalam setiap aktivitas terkait COVID-19.
Sementara itu, tim pakar juga menghadirkan Ahmad Alghozi Ramadhan sebagai pakar teknologi informasi yang berperan mengembangkan aplikasi data bernama fightcovid19.id.
Ia dan tim berhasil menerapkan aplikasi fightcovid19.id yang telah digunakan di Bangka-Belitung, selanjutnya ke Kepulauan Riau dan Surabaya. Provinsi lain yang sudah menunggu yakni Kalimantan Selatan dan Sumatera Utara. Ia siap untuk mengembangkan ke provinsi lain.
"Niat saya awalnya cuma membantu penanggulangan Covid-19 ini. Saya sangat sedih saat pertama kali mengetahui ada dokter yang meninggal karena penyakit itu. Hal tersebut mendorong saya dan teman-teman membuat aplikasinya," jelas Ghozi.
Aplikasi yang ia kembangkan bertujuan untuk menampung ribuan data orang terkait COVID-19.
Melalui aplikasi ini, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di setiap wilayah dapat memetakan setiap orang yang bergerak di suatu daerah.
“Semuanya data dikumpulkam dari petugas pemerintah yang menjaga di pintu masuk pelabuhan di darat, laut, dan udara. Kemudian diinput ke dalam sistem,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk melengkapi aplikasi ini penggunaannya didukung gelang penanda. Dipasangkan ke setiap orang yang melintas di pintu masuk. Lebih lanjut, Ghozi mengatakan bahwa tujuannya secara psikologis orang yang menggunakan gelang tadi akan selalu ingat akan pandemi COVID-19.
Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19