PESERTA SRC PB WILAYAH BARAT DALAM MENGIKUTI PELATIHAN
12 Okt 2013 13:48 WIB
Foto : PESERTA SRC PB WILAYAH BARAT DALAM MENGIKUTI PELATIHAN ()
Salah seorang peserta yang mengikuti Latihan Pengembangan Kapasitas Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB), Sumaryono dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menuturkan, “pelatihan ini sangat membantu memperdalam pengetahuan dan cara penanganan bencana yang tepat sesuai prinsip dalam SRC PB”. Beberapa prinsip dalam SRC PB adalah mempunyai kecepatan, penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat, karena menyangkut penyelamatan jiwa manusia, profesional, penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara profesional dengan menggunakan standar kompetensi yang berlaku dengan mengutamakan keselamatan, fleksibilitas, SRC PB harus memberikan pelayanan yang konsisten, fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi yang ada dalam mengelola kejadian bencana di lokasi, tanpa memandang faktor penyebab, ukuran lokasi dan kompleksitas bencana, akuntabilitas, setiap tindakan dilaksanakan oleh SRC PB ini dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggunjawabkan secara etik dan hukum.
Panji Yudo dari Tagana, Kementerian Sosial (Kemsos), menuturkan dalam pelatihan SRC PB dapat mengetahui secara gambalang mengenai tugas dan fungsi dalam organisasi SRC PB”. Tugas dan fungsi organisasi dari SRC PB yaitu manajemen dan penghubung yakni mengendalikan kegiatan kegiatan penanggulangan bencana pada saat periode panik di awal kejadian bencana dan sebagai penguhubung antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Lemabag Swadaya Masyarakat (LSM) dan masyarakat internasional, Operasi yakni mengendalikan seluruh kegiatan operasi penindakan awal tanggap darurat yang dilakukan untuk memastikan komunikasi yang efektif antara SRC PB dengan BNPB dan pemerintah daerah serta sektor dan lembaga/organisasi terkait di tingkat nasional, dan internasional sehingga operasi penanganan darurat bencana lebih optimal, perencanaan yakni mengumpulkan, mengevaluasi dan menyediakan menyebarkan informasi yang faktual dan aktual tentang bencana serta memberikan rekomendasi bagi langkah-langkah tindakan yang akan diambil yang dituangkan dalam bentuk dokumen perencanaan. Logistik dan sumberdaya yakni menyiapkan sumberdaya (logistik bantuan pangan dan non pangan, personil, prasarana/sarana, peralatan dan perlengkapan) yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi tugas tanggap darurat. Administrasi yakni memberikan dukungan pelayanan administrasi keuangan, perijinan, dokumentasi dan pelaporan terhadap pelaksana kegiatan.
Hal yang sama diutarakan oleh Mukmin dari Tagana Kementerian Sosial dalam pelatihan SRC PB bahwa “Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam SRC PB oleh karena itu perlu memastikan sistem komunikasi di daerah terkena bencana dapat berfungsi, sehingga semua informasi dan perintah pelaksanaan dapat berjalan baik. Disamping itu informasi kondisi mutahir penanganan bencana dapat diberikan kepada lembaga/instansi/organisasi terkait masyarakat secara faktual dan aktual.
Materi SRC PB pada pelatihan wilayah barat ini terdiri dari manajemen posko, Leadership, Early Warning System dan karakteristik Gempa Bumi dan Tsunami, Kaji cepat dan problem solving, metode proses pengambilan keputusan, aturan dan kebijakan PB, Incident Command System, Manajemen Informasi, Public Relation, Manajemen Media center, manajemen logistik dan peralatana, manajemen tanggap darurat, dan gladi posko. (Rsp)