Penambahan Kasus Perkotaan Dominasi Jumlah Penderita COVID-19 Nasional
26 Agt 2020 15:29 WIB
Foto : Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Rabu (26/8) (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Ranti Kartikaningrum)
JAKARTA – Berdasarkan hasil analisis data mingguan periode 23 Agustus 2020, Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah menyatakan bahwa kasus positif COVID-19 di perkotaan menyumbang angka yang lebih tinggi di angka nasional dibandingkan dengan angka kasus positif COVID di kabupaten.
Hasil analisis periode 23 Agustus 2020 menunjukkan bahwa perkotaan di Indonesia (dengan total 98 kota) menyumbang sebanyak 92.953 kasus konfirmasi COVID-19 atau sebesar 64,83 persen dari jumlah angka nasional, sedangkan kabupaten (dengan total 416 kabupaten) menyumbang sebanyak 50.415 kasus atau sebesar 35,17 persen.
“Ketika kita melihat terkait dengan jumlah kasus konfirmasi positif, perkotaan menyumbangkan 64,83 persen kasus COVID-19 yang ada di Indonesia. Sedangkan sisanya, berasal dari kabupaten meskipun jumlah kabupaten lebih banyak,” tutur Dewi dalam dialog di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (26/08).
Menelaah lebih lanjut, Dewi menjelaskan bahwa pada peringkat 40 besar kabupaten/kota di Indonesia dengan jumlah kumulatif kasus tertinggi di tingkat nasional, perkotaan menempati 28 posisi atau 70 persen dari 40 kabupaten/kota, sedangkan kabupaten hanya menempati 12 posisi atau 30 persen.
Lebih lanjut, Dewi menjelaskan bahwa kabupaten memiliki tren angka kasus yang lebih baik daripada perkotaan. Berikut merupakan persentase perbandingan kasus aktif, kematian, dan kesembuhan COVID-19 di kota dan kabupaten :
Kota
Kasus aktif: 27,2 persen
Angka kematian: 4,54 persen
Angka kesembuhan: 68,26 persen
Kabupaten
Kasus aktif: 23,21 persen
Angka kematian: 4,4 persen
Angka kesembuhan: 72,39 persen
Dewi menegaskan bahwa jumlah kasus aktif harus menjadi fokus utama karena angka tersebut menunjukkan pasien yang saat ini masih terinfeksi COVID-19 dan sedang dirawat rumah sakit maupun melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Yang harus kita fokuskan adalah jumlah kasus aktif yang ada di Indonesia. Karena jika dihitung secara kumulatif akan terus bertambah, sedangkan kasus aktif adalah berapa jumlah orang yang sedang sakit. Mungkin bisa diisolasi mandiri di rumah bisa juga dirawat di rumah sakit,” tegas Dewi.
Selanjutnya, Dewi memaparkan data proporsi kabupaten/kota terbesar berkaitan dengan jumlah kasus aktif. Dewi menyatakan proporsi terbesar di perkotaan yaitu sebanyak 35 dari 98 kota memiliki jumlah kasus aktif sebanyak 11 hingga 50 kasus. Sedangkan 134 dari 416 kabupaten memiliki jumlah kasus aktif sebanyak 1 hingga 10 kasus.
Jika dibandingkan dengan persentase rata-rata angka kasus aktif dunia, yaitu sebesar 28,42 persen. Sebanyak 52 kota dan 239 kabupaten di Indonesia berada di bawah rata-rata dunia. Tercatat tujuh kabupaten di Indonesia tidak memiliki kasus aktif COVID-19.
Lebih lanjut Dewi menjelaskan perbadingan persentase rata-rata kematian dunia, yaitu sebesar 3,54 persen. Dewi menyatakan bahwa terdapat 50 kota atau 51 persen dari jumlah keseluruhan kota di Indonesia memiliki angka kematian di atas rata-rata dunia. Hal ini menjadi evaluasi untuk terus menekan angka kematian COVID-19.
“Masih 51 persen di atas rata-rata dunia. Jadi ini evaluasi kita, ternyata di kota masih banyak yang harus dikejar minimal untuk sama dengan rata-rata dunia kalau bisa jauh lebih rendah lagi,” ucap Dewi.
Sedangkan data kematian di kabupaten menunjukkan tren yang lebih baik dari perkotaan, yaitu sebanyak 254 kabupaten atau 61 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten di Indonesia memiliki angka kematian di bawah rata-rata dunia.
“Angkanya sudah lebih baik dibandingkan angka yang ada di kota. Namun, jika dihitung rata-rata secara nasional, angka kematian COVID-19 di Indonesia masih berada di atas rata-rata dunia. Hal ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk tetap berupaya menekan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan,” ujar Dewi.
“Rata-rata kematian nasional masih di atas dunia, ini yang harus kita kejar bersama-sama bagaimana orang yang terinfeksi ini sembuh tidak kemudian meninggal,” tutur Dewi.
Selanjutnya Dewi menyampaikan perbandingan angka kesembuhan kabupaten/kota dengan rata-rata kesembuhan dunia yang saat ini berada di angka 68,12 persen. Angka kesembuhan di 41 kota dan 237 kabupaten di Indonesia berada di atas rata-rata dunia.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kerentanan kabupaten/kota dalam menghadapi COVID-19, diantaranya adalah jumlah, densitas, dan jumlah aktivitas penduduk, dan fasilitas kesehatan.
Terakhir, Dewi memberikan beberapa rekomendasi berkaitan dengan pencegahan dan penanganan COVID-19 di kabupaten/kota, yaitu harus memahami karakteristik kerentanan yang berbeda-beda di setiap kabupaten/kota, melakukan penyesuaian respons dan mitigasi, dan tetap waspada dan jangan lengah.
“Ini harus dipahami, kita harus bertanggung jawab ketika memutuskan untuk keluar dari rumah, kita tengah memutuskan untuk ada risiko yang harus dihadapi. Bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk keluarga dan juga yang tinggal di rumah sebenarnya,” tutupnya.
Video Dialog “COVID-19 Dalam Angka : Melihat Kasus di Kota dan Kabupaten” :
Materi selengkapnya dapat diakses pada laman berikut ini
Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19