KUNJUNGAN WARTAWAN PEDULI BENCANA
20 Sep 2013 10:20 WIB
Foto : KUNJUNGAN WARTAWAN PEDULI BENCANA ()
Wartawan Peduli Bencana wilayah Jawa Tengah (WAPENA) sebanyak 42 orang berkunjung ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jalan Ir. H. Juanda no. 36 Jakarta Pusat pada Jumat (20/9). Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah Jawa Tengah, Sarwa Parmana M.Si. beserta jajarannya. Kunjungan tersebut diterima oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Dr. Sutopo Purwo Nugroho. Tujuan kunjungan tersebut adalah ingin mempelajari sistem penanganan bencana yang dilakukan oleh BNPB dan melihat langsung Pusdalops BNPB.
Dalam sambutannya, Sutopo menuturkan, " penanganan bencana membutuhkan manajemen bencana yang baik. Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam. Untuk mengurangi, mencegah dan menanggulangi bencana yang mungkin terjadi atau berulang, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana perlu melakukan pengurangan resiko bencana atau manajemen resiko. Pengurangan Resiko Bencana dimaknai sebagai sebuah proses pemberdayaan komunitas melalui pengalaman mengatasi dan menghadapi bencana yang berfokus pada kegiatan partisipatif untuk melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian kelompok masyarakat, serta pelibatan dan aksi dari berbagai pemangku kepentingan, dalam menanggulangi bencana sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana.
Salah satu wartawan, Edy, menuturkan, perkembangan teknologi bidang informasi memberikan alternatif dalam penyebaran informasi terkait kejadian bencana. Informasi tersebut dapat mengurangi kerugian akibat bencana alam serta membantu masyarakat untuk mewaspadai adanya gejala-gejala alam. Dalam pemberitaan kita memerlukan data dan fakta yang tersaji lengkap untuk melengkapi berita. Banyak wartawan yang masih awam dengan sistem penanggulangan bencana. Perlunya wartawan untuk mempelajari sistem penanggulangan bencana agar dapat memahami tahapan dalam penanganan bencana tersebut. Sehingga memudahkan dalam pemberitaan bencana dan menambah pengetahuan sistem penanggulangan bencana.