KISAH KORBAN GEMPA ACEH: "SEMOGA AYAH DAN ADIK DITEMUKAN."
13 Jul 2013 02:14 WIB
Dilihat 360 kali
Foto : KISAH KORBAN GEMPA ACEH: "SEMOGA AYAH DAN ADIK DITEMUKAN." ()
Ayahnya, Berkat (70) dan adiknya Khairul Irwan (9), adalah dua dari enam korban gempa Aceh Tengah yang hingga kini belum diketahui nasibnya. Tim evakuasi telah mencari ke sana ke mari. Alat-alat untuk membantu pencarian dikerahkan. Hermansyah sendiri sempat ngotot ikut menelisik. Namun, sang ayah dan si adik tak kunjung ditemukan.
"Saat kejadian, Ayah sedang memancing di sungai di Serempah sini. Adik pergi menyusul mengantarkan kopi untuk Ayah. Sampai sekarang tidak tahu mereka di mana," tutur Hermansyah saat ditemui tim BNPB, kemarin.
Keluarga Berkat hidup sederhana. Berkat dan Hermansyah bekerja mengolah kebun. Ibu Hermansyah mengurus rumah. Hermansyah sulung dengan empat adik. Khairul yang bungsu masih duduk di kelas 4 sekolah dasar.
Rumah mereka tak kuasa bertahan saat gempa 6,2 skala Richter mengguncang, Selasa 2 Juli 2013 silam. Serempah dan sejumlah desa di Kecamatan Ketol termasuk daerah yang mengalami dampak gempa terparah. Sebagian besar rumah rusak berat, termasuk akibat tebing dan tanah longsor. Sebanyak 6.284 orang atau 55% populasi Ketol dilaporkan mengungsi.
Serempah kini terlihat seperti desa yang tak berpengharapan. Mayoritas penduduk disebut setuju untuk direlokasi jika pemerintah daerah memutuskan mengambil langkah itu. Mereka trauma dan tidak ingin mengalami peristiwa pahit serupa. Umumnya, relokasi adalah opsi terakhir dalam penanganan bencana. Meski demikian, jika masyarakat menginginkan, tentu pemerintah bisa mengupayakan.
Menurut Hermansyah, beberapa tetangganya menjadi korban tewas. Ia mengaku bencana pekan lalu masih seperti mimpi. Sulit dipercaya semua telah terjadi. Ketika gempa, Hermansyah tengah bekerja di kebun. Ia buru-buru pulang untuk melihat keadaan keluarga dan rumah. "Semoga Ayah dan Adik bisa ditemukan," ujarnya.
Di kejauhan, sejumlah anggota TNI/Polri dan Basarnas masih tampak lalu lalang membersihkan sisa-sisa longsor dan rumah rusak. Hermansyah kembali termenung. Sore itu empat ekor kambing milik adiknya tengah asyik memamah biak rumput tanah Gayo yang subur. Langit memucat. (ACU)
Penulis