Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Ketua Satgas Nasional Serahkan Bantuan Alat Kesehatan Penanganan COVID-19

Dilihat 46 kali
Ketua Satgas Nasional Serahkan Bantuan Alat Kesehatan Penanganan COVID-19

Foto : Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo (Komunikasi Kebencanaan/Danung Arifin)


JAKARTA – Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo memberikan alat kesehatan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Peralatan tersebut digunakan untuk mendukung pengendalian Coronavirus disease 2019 atau COVID-19.

Doni Monardo yang juga Kepala BNPB menyerahkan bantuan tersebut kepada Gubernur Jawa Barat Muhammad Ridwan Kamil di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (6/8). Bantuan Satgas Penanganan COVID-19 atau Satgas Nasional berupa masker 2 juta buah, baju hazmat 500 buah, kacamata atau google 500 buah, disinfektan 1.260 pak dan hand spray berukuran 360 ml 360 botol.

Selain itu, Doni juga mengapresiasi kinerja seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan COVID-19 di Jawa Barat.

“Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur Jawa Barat yang telah menciptakan suasana yang sangat harmonis antara seluruh komponen yang ada sehingga seluruh kegiatan penanganan Covid di Jawa Barat bisa berjalan dengan baik,” ujar Doni di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Kamis (6/8).

Menurutnya, apresiasi tersebut perlu disampaikan mengingat posisi Jawa Barat yang cukup krusial pada skala nasional. Hal ini bisa dilihat dari status Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dan kontribusi Jawa Barat sebagai provinsi yang menyumbang sebanyak 20% dari total pendapatan negara.

Ia juga mengingatkan bahwa selain menghadapi krisis kesehatan publik, ada kemungkinan bahwa Indonesia juga akan menghadapi masalah ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang bersifat paralel. Ia mencontohkan analogi yang sebelunya disampaikan oleh Presiden Joko Widodo terkait gas dan rem.

“Sebagaimana yang selalu disampaikan Bapak Presiden tentang gas dan rem. Jadi, kalau daerahnya itu risikonya (penyebaran COVID-19) rendah, gas (kegiatan ekonomi) itu bisa ditekan (diutamakan). Tetapi, kalau tingkat ancaman (penyebaran COVID-19) nya meningkat, berarti remnya (penanganan kesehatan) yang ditekan (diutamakan),” jelasnya.

Selanjutnya, Doni menjelaskan terkait status tes PCR di Indonesia yang sebelumnya dikeluhkan oleh Gubernur Ridwan Kamil karena kapasitas tes di Jawa Barat yang dianggap belum ada pada angka ideal jika dilihat dari persentase jumlah penduduk di Jawa Barat. 

“Kalau dari seluruh Indonesia, jumlah mesin PCR itu sudah cukup banyak. Hampir 300, tepatnya 270 laboratorium. Tetapi, belum diikuti dengan sumber daya petugas laboratorium sehingga waktu kerja ini belum bisa optimal,“ jelasnya.

Ia mencontohkan kendala yang ditemui pada laboratorium di hari-hari libur untuk menjelaskan kondisi kesiapan tes PCR secara lebih jelas lagi. “Kita juga lihat ketika pada hari-hari libur, itu terjadi penurunan pemeriksaan spesiman. Sudah beberapa hari mencapai 30 ribu per hari. Tetapi, ketika hari libur, itu drop setengahnya,” ungkapnya.

“Jadi, artinya, kita belum bisa melakukan sebuah terobosan. Ketika libur pun, mesin harus tetap bekerja. Ini sebagai satu tantangan bagi kita semua untuk menyiapkan SDM yang lebih berkualitas. Tentunya juga didukung dengan dukungan logisik yang memadai, sehingga para pekerja lab kita bisa bekerja dengan lebih baik dan mereka harus terjamin juga keselamatan dan kesehatannya,” Imbuhnya.

Terakhir, Doni Monardo berharap prestasi yang telah dicapai oleh Jawa Barat dapat terus dipertahankan. Beliau juga mengungkapkan rasa bangganya karena upaya yang dilakukan oleh pihak penanganan COVID-19 di Jawa Barat memiliki hasil yang cukup optimal.

“Kami senang dan bangga Jawa Barat termasuk daerah yang memiliki angka risiko atau zona risiko rendah yang paling banyak,” tutupnya. 


Tim. Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan COVID-19

Penulis


BAGIKAN