Indonesia Siapkan Laporan Tahunan Monitoring dan Capaian SFDRR
30 Jul 2020 02:22 WIB
Foto : Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Tahunan Monitoring dan Capaian Target SFDRR (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Theophilus Yanuarto)
JAKARTA – Laporan tahunan sedang disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai komitmen bersama dengan komunitas internasional. Ini akan menjadi monitoring dan capaian Indonesia dalam konteks Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR).
Penyusunan laporan tahunan ini bertujuan sebagai laporan pemerintah atau country report untuk melihat capaian Indonesia melalui indikator yang ditargetkan dalam SFDRR 2015 – 2030. Laporan yang akan disusun secara bertahap ini melibatkan kementerian/lembaga dan mitra lain penanggulangan bencana di Indonesia. Capaian dalam penanggulangan bencana menjadi komitmen Indonesia dalam SFDRR.
Dalam sambutan pembukaan rapat koordinasi penyusunan laporan tahunan, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widaja menyampaikan mengenai tujuh target SFDRR sebagai acuan dalam penulisan laporan tahunan.
Ketujuh target mencakup pembahasan mengenai bencana yang berdampak pada tingkat kematian global, jumlah populasi terdampak, kerugian ekonomi, kerusakan infrastruktur dan layanan dasar, pengurangan risiko bencana, kerja sama internasional dan ketersediaan dan akses kepada sistem peringatan dini dan informasi risiko bencana.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB memberikan penjelasan latar belakang dan materi pengisian yang perlu disiapkan secara internal unit teknis di BNPB. Pada tahap selanjutnya BNPB akan mengajak kementerian/lembaga dan berbagai pihak untuk memberikan data yang dimiliki sebagai capaian yang terkait dengan ketujuh target.
Kepala Sub Direktorat Tata Kelola BNPB Cahyo Nugroho mengatakan, penyusunan laporan akan dilakukan secara bertahan sebelum nantinya akan dikumpulkan pada akhir tahun.
“Laporan tahunan ini merupakan capaian 2019 dan 2020 penanggulangan bencana di Indonesia,” ujarnya pada rapat koordinasi penyusunan laporan di Hotel Santika BSD, Serpong, Rabu (29/7).
Tahapan berikutnya yakni sosialisasi monitoring SFDRR ke para pihak, workshop pengumpulan data dari internal BNPB dan kementerian/lembaga serta para pihak terkait dan workshop finalisasi.
SFDRR atau Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030 merupakan acuan kerja dalam aktivitas pengurangan risiko bencana yang telah disepakati 187 negara. Kerangka kerja ini diluncurkan untuk pengimplementasiannya dalam Konferensi Dunia ketiga PBB di Sendai, Jepang, pada 8 Maret 2015. SFDRR ini merupakan kelanjutan dari Hyogo Framework for Action (HFA).
Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB