BNPB Dukung Pembentukan Forum Perempuan Indonesia Dalam Penanggulangan Bencana
15 Jul 2022 05:45 WIB
Foto : Kegiatan Lokakarya Perencanaan Aksi Forum Perempuan Indonesia dalam Penanggulangan Bencana (Tasril Mulyadi/Direktorat Kesiapsiagaan BNPB)
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Pencegahan, memberikan sambutan pada kegiatan Lokakarya Perencanaan Aksi Forum Perempuan Indonesia dalam Penanggulangan Bencana di Jakarta, pada hari Kamis (14/7).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat inisiatif perempuan di level daerah ke level nasional dan internasional. Anggota forum terdiri dari berbagai kementerian dan badan, institusi internasional, dan organisasi masyarakat sipil. Kegiatan utama yang akan dilakukan oleh forum adalah advokasi, pengembangan kapasitas, dan manajemen pengetahuan.
Forum Perempuan Indonesia dalam Penanggulangan Bencana adalah forum bagi para perempuan dari berbagai elemen masyarakat untuk membagikan pengetahuan mereka dan meningkatkan kapasitas dalam manajemen pengurangan risiko bencana.
Dalam sambutannya Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi menyampaikan upaya penguatan kapasitas kelompok perempuan mutlak dilakukan agar meminimalisir risiko ancaman bencana yang dihadapi. Ketika perempuan secara individu ataupun kelembagaan memiliki kapasitas, maka tingkat ketahanan atau resiliensi merekapun akan meningkat.
Lebih lanjut Prasinta menjelaskan, “diperlukan ragam kegiatan pemberdayaan perempuan untuk bisa mengurangi risiko bencana dan strategi penanganan bencana secara holistik dengan tidak mengesampingkan responsif gender dan berbasis hak korban, dimulai dari tahap tanggap darurat sampai tahap pemulihan dan rekonstruksi, sehingga, jumlah korban dapat diminimalisir dan hak-hak korban jiwa maupun korban selamat juga terlindungi”.
Pada Lokakarya ini, Prasinta Dewi menyampaikan ada lima rekomendasi dalam Penyusunan Rencana Aksi Forum Perempuan Indonesia dalam Penanggulangan Bencana. Pertama, secara struktur budaya di Indonesia, perempuan di desa ataupun di kota banyak tergabung dalam kelompok-kelompok, misalnya kelompok pengajian, kelompok arisan, kelompok hobby, PKK, Darma Wanita, dan sebagainya yang hal itu dapat berfungsi dalam mengatasi berbagai macam persoalan di tengah masyarakat.
Kedua, tingginya tingkat partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam berbagai kelompok perempuan tersebut mengindikasikan ikatan solidaritas mereka yang cukup kuat dan memudahkan dalam proses sosialisasi, edukasi bencana dan diseminasi informasi peringatan dini. Ketiga, Perkumpulan yang dibentuk kaum perempuan dapat dimaksimalkan perannya dalam upaya membangun kesiapsiagaan masyarakat.
Keempat, keberadaan kelompok perempuan di masyarakat merupakan suatu modal sosial yang seharusnya mampu menjadi media untuk mentransformasikan pengetahuan keterampilan dan informasi kebencanaan di komunitas. Kelima, Pelibatan kaum muda dalam bidang Sains, Inovasi, teknologi dan penggunaan infrastruktur telekomunikasi yang mudah dan murah dapat meningkatkan layanan dan akses terhadap informasi.
Mengakhiri sambutannya, Prasinta Dewi mengajak sekaligus mengundang Forum Perempuan Indonesia dalam Penanggulangan Bencana untuk ikut berkolaborasi pada kegiatan peringatan bulan pengurangan risiko bencan di Provinsi Kalimantan Timur pada 12-14 Oktober dengan berpartisipasi pada kegiatan pameran, Talkshow, ignite stage dan kegiatan pendukung lainnya.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB