Berbisnis di Masa AKB, Rose: Yang Terpenting Tidak Merumahkan Karyawan
25 Agt 2020 23:18 WIB
Foto : pengusaha Jaqueline Margareth Sahetapy selaku Ketua Umum HIPMI BPD Maluku dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Selasa (25/8). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Dume Sinaga)
JAKARTA – Masa pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi atau bisnis. Berbagai solusi dilakukan pengusaha di tengah masih adanya penularan COVID-19, seperti shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi. Langkah ini dilakukan agar bisnis yang dimiliki tetap berjalan dan menjamin kesejahteraan karyawan.
Pengusaha Rose Yunita Latuconsina selaku BPP HIPMI Bidang 9 menyampaikan, sebelum pandemi COVID-19, bisnis yang ia miliki berjalan di sektor properti. Namun, akibat pandemi, usahanya terdampak dan terhambat. Kondisi ini mendorongnya terus melakukan inovasi dengan terus berkreasi.
Alhasil hingga saat ini, bisnis yang ia miliki bergerak dalam produksi multifunction bag. Tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, bisnis ini pun berperan untuk menggalang dana bagi anak Indonesia yang kurang mampu.
“Saat ini, kami melakukan inovasi dan kreasi dengan membuat multifunction bag. Ada charitynya juga. Jadi setiap pembelian satu tas itu artinya klien telah ikut menyumbang satu kotak susu untuk anak-anak yang kurang mampu demi kecerdasan dan demi meningkatkan kesehatan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Rose saat berdialog di Media Center BNPB, Jakarta, Selasa (25/8).
Rose menjelaskan bahwa bisnis properti yang ia miliki masih berjalan, namun dengan beberapa penyesuaian, yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan saat bekerja dan terus mencari solusi dari masalah yang datang.
“Penyesuaian kita lebih banyak ke protokol kesehatan, kalau saya sih mempraktekkannya kalau bisa tidak ada merumahkan karyawan. Jadi saya selalu bilang lets do something pasti ada solusinya, tapi memang extra effort melakukan itu,” ucap Rose.
Pada kesempatan yang sama, pengusaha Jaqueline Margareth Sahetapy selaku Ketua Umum HIPMI BPD Maluku mengatakan bahwa bisnis yang ia miliki pun terdampak oleh pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, bisnis yang ia miliki berjalan pada sektor jasa konstruksi. Namun, saat ini Jaqueline memulai bisnis baru, yaitu menjual alat kesehatan dan menjual ikan tuna dari Maluku ke Jakarta.
“Di Maluku potensi sumber daya lautnya sangat besar sekali, dengan begitu kita membantu nelayan dalam kondisi seperti ini. Saya membantu penjualan mereka di Jakarta,” tutur Jaqueline saat berdialog di Media Center BNPB, Jakarta, Selasa (25/8).
Sama halnya dengan Rose, Jaqueline tetap menjalankan bisnis yang sebelumnya telah ia bangun, yaitu jasa konstruksi. Namun dengan berjalannya bisnis, ia melakukan beberapa penyesuaian. Salah satunya menerapkan protokol kesehatan saat bekerja.
“Dimulai dari kantor dulu, karyawan sudah membiasakan diri wajib pakai masker, hand sanitizer, dan sebagainya. Untuk pekerja di lapangan juga tetap harus ada protokol kesehatannya, pakai hand sanitizer, masker, tetap harus jaga jarak,” ujar Jaqueline.
Rose menegaskan bahwa sebisa mungkin bisnis yang ia jalani tidak merumahkan para karyawannya karena bagi Rose menjalankan bisnis tidak hanya berorientasi pada pendapatan pribadi namun juga pendapatan karyawan. Oleh karena itu, dilakukannya diferensiasi dan shifting menjadi salah satu solusi agar bisnis tetap berjalan.
Menanggapi kesulitan untuk memulai bisnis baru di masa pandemi, Rose beranggapan bahwa hal tersebut bergantung pada masing-masing individu dalam melihat peluang bisnis. Rose mengatakan bahwa sebagai pengusaha harus memiliki pola pikir strategis dalam melihat peluang di balik masalah yang datang.
“Di mana ada masalah sebenarnya di situ ada peluang. Jadi seorang entrepreneur memang harus mempunyai mindset menemukan peluang bisnis di setiap masalah,” tutur Rose.
Sejalan dengan pendapat Rose, Jaqueline mengatakan bahwa kesulitan untuk memulai bisnis baru di tengah pandemi bergantung pada kemampuan pengusaha melihat peluang.
Terakhir, Rose menyampaikan pesan bagi para pengusaha untuk tetap memiliki pemikiran yang positif, tetap tenang dalam menghadapi masalah, dan yang terpenting tidak merumahkan karyawan.
“Be positive, ketika ada badai ketika ada masalah jangan mundur tapi kita tenang, tetap semangat, dan jangan lupa menangkap peluang. Shifting atau diferensiasi itu bukan hal yang memalukan yang penting cobalah kita tidak merumahkan karyawan. After this new normal, kita boost lagi bisnis kita. Today must be better than yesterday,” tutup Rose.
Sebagai penutup, Jaqueline menambahkan bahwa di saat pandemi COVID -19 ini para pengusahan harus tetap semangat dan optimis.
“Harus tetap semangat tetap optimis karena kalau kita tidak memiliki itu apapun yang kita lakukan otomatis tidak jalan. Melihat bahwa segala sesuatu yang terjadi itu pasti mendatangkan hal-hal yang baik. Tetap berusahan tetap semangat. Do the best," tutupnya.
Dialog Video "Dialog HIPMI: Pengusaha Muda Perempuan dan Adaptasi Kebiasaan Baru" :
Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan COVID-19