Banjir Hingga 80 Sentimeter, Akses Jalan di Aceh Tamiang Terputus
06 Okt 2022 20:30 WIB
Foto : Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi terus menerus selama beberapa hari di wilayah Kabupaten Aceh, Provinsi Aceh menyebabkan Sungai Tamiang meluap dan memicu banjir pada Rabu, (5/10). Luapan air sungai mulai menggenang sejak pukul 09.00 WIB hingga ketinggian 80 sentimeter. (BPBD Kabupaten Aceh Tamiang)
JAKARTA - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi terus menerus selama beberapa hari di wilayah Kabupaten Aceh, Provinsi Aceh menyebabkan Sungai Tamiang meluap dan memicu banjir pada Rabu, (5/10). Luapan air sungai mulai menggenang sejak pukul 09.00 WIB hingga ketinggian 80 sentimeter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang telah berada di lokasi banjir untuk melakukan pendataan korban dan kerusakan. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, banjir menyebabkan terputusnya akses jalan dari Gampong Juar menuju Gampong Sekumur yang terletak di Kecamatan Sekerak. Sementara jumlah korban dan kerugian masih dalam pendataan.
Terdapat empat kecamatan yang terdampak banjir antara lain Kecamatan Bandar Pusaka tepatnya Gampong Pantai Cempaka dan Babo. Kemudian Kecamatan Sekerak tepatnya Gampong Baleng Karang dan Juar, Kecamatan Kota Kualasimpang tepatnya Gampong Kualasimpang, dan terakhir Kecamatan Kejuruan Muda di Gampong Bukit Rata.
Laporan terkini, di wilayah bagian hulu Aceh Tamiang banjir sudah mulai surut, namun untuk wilayah tengah dan hilir Tinggi Muka Air (TMA) masih tinggi.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika melalui laman websitenya telah mengeluarkan peringatan dini untuk satu minggu kedepan, atau hingga 10 Oktober mendatang. BNKG menulis, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di wiayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, ID Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bai, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Sementara itu, melalui kajian InaRisk wilayah Aceh Tamiang memiliki risiko bahaya sedang hingga tinggi pada 12 kecamatan dengan luas bahaya seluas 70.722 hektar.
Merespon hal tersebut, BNPB mengimbau bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh faktor cuaca seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.
Masyarakat dan pemerintah daerah setempat dapat menerapkan langkah kesiapsiagaan dan pencegahan dengan melakukan susur sungai secara berkala bersama tenaga profesional, membuat tempat penampungan air sementara atau tanggul penahan air, memantau debit air dan bersiap-siap jika curah hujan tinggi selama lebih dari satu jam serta membuat rencana evakuasi khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB