Satgas Covid-19 Sebut Belum Ada Obat untuk Covid-19
21 Agt 2020 04:13 WIB
Foto : Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)
JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, menyampaikan bahwa sampai sekarang, dunia belum menemukan “penawar” atau “obat” untuk COVID-19.
"Ilmuwan dan negara-negara yang ada di dunia terus berlomba untuk menciptakan obat ataupun vaksin guna menyembuhkan COVID-19," ujar Wiku di Kantor Presiden, Kamis, 20 Agustus 2020.
Wiku juga menyampaikan bahwa dalam minggu ini, Menteri BUMN Erik Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Menteri Luar Negeri sedang melakukan pertemuan dengan Pemerintah Tiongkok.
"Untuk membahas hubungan bilateral dalam penangan Covid-19. Salah satunya pembicaraan tentang vaksin, beberapa hal terkait kontribusi alat kesehatan jadi target penguatan kerjasama hubungan bilateral," ujarnya.
Adapun untuk pengobatan saat ini, beberapa obat maupun _treatment_ atau perawatan medis yang sudah ada sebelumnya untuk mengobati penyakit lain, digunakan untuk menangani pasien yang terjangkit COVID-19.
Selain itu ada beberapa treatment atau perawatan medis yang dikembangkan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
"Sebagian menunjukkan efek positif, meskipun juga harus digunakan secara hati-hati sampai dengan dapat betul-betul dapat direkomendasikan aman dan efektif," katanya.
Dalam pengembangan itu, di Indonesia melibatkan 5 asosiasi dokter spesialis. Yakni Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Persatuan Spesialis Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Persatuan Dokter Spesialis Anastesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) dan Persatuan Dokter Kardiovaskuler (PERKI).
Kelima asosiasi itu telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan menyarankan alur penanganan penderita Covid-19. Agar dokter-dokter di Indonesia bisa berikan pengobatan yang terbaik sesuai ketersediaan obat dan fasilitas pelayan kesehatan yang dimiliki masing-masing daerah.
"Disampaikan, bahwa untuk pasien-pasien dengan gejala ringan, selain isolasi mandiri, diberikan beberapa obat, salah satunya tentang vitamin, vitamin C, antivirus dan beberapa antivirus yang memiliki potensi menyembuhkan Covid-19," jelasnya.
Saat ini kata Wiku, dokter-dokter yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi dimaksud telah merekomendasikan beberapa obat diantaranya remdesivir, favipiravir, lovinavir-ritonavir, oseltamivir dan obat-obatan lain untuk menurunkan gejala seperti Paracetamol untuk menurunkan panas atau demam lebih dari 38 derajat celsius.
"Sedangkan untuk gejala sedang ada beberapa obat direkomendasikan yaitu klorokuin, azitromisin dan beberapa antikoagulan, apabila terjadi terjadi potensi penggumpalan darah," lanjutnya.
Untuk gejala berat atau kritis obat yang digunakan ialah kortikosteroid dan antibiotik spektrum luas sesuai dengan perkembangan klinisnya.
"Kami sampaikan ini agar dokter-dokter yang menangani pasien Covid-19 dapat betul-betul dapat memilih pengobatan yang terbaik," ujarnya.
Khususnya dalam libur panjang akhir pekan ini, Wiku meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak. Ia meminta masyarakat disiplin dalam memanfaatkan hari liburnya.
Jakarta, 20 Agustus 2020
Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional