Satu Desa di Kabupaten Tolitoli Terdampak Banjir
22 Sep 2022 03:36 WIB
Foto : Satu desa di Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, terdampak banjir pada Rabu (21/9), pukul 13.00 waktu setempat. Sebanyak 200 KK di Desa Lelean Nono, Kecamatan Baolan, berdampak peristiwa ini. (BPBD Kabupaten Tolitoli)
JAKARTA – Satu desa di Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, terdampak banjir pada Rabu (21/9), pukul 13.00 waktu setempat. Sebanyak 200 KK di Desa Lelean Nono, Kecamatan Baolan, berdampak peristiwa ini.
Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tolitoli menunjukkan kondisi pada sore ini tinggi muka air masih betahan. Tinggi genangan banjir yang terjadi setelah hujan lebat berkisar 20 hingga 50 cm. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan debit air sungai yang berada di Dusun Siapo meluap hingga menggenangi pemukiman warga.
Banjir ini tidak mengakibatkan adanya warga yang mengungsi. Namun demikian, sejumlah rumah warga terendam banjir. BPBD setempat mencatat 200 KK terendam banjir tersebut.
Merespons kejadian ini, BPBD Provinsi Sulawesi Tengah telah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten terdampak. Di samping itu, koordinasi di tingkat desa dan kecamatan telah dilakukan yang ditindaklanjuti BPBD dengan asesmen di lapangan.
Berdasarkan data inaRISK, sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Tolitoli memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Salah satu kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Baolan yang terdampak banjir saat ini.
Sementara itu, prakiraan cuaca di Kecamatan Baolan pada esok hari (22/9) berpeluang cerah hingga cerah berawan. Sedangkan pada lusa (23/9) wilayah ini berpeluang cerah berawan hingga hujan ringan. Menyikapi potensi tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi banjir yang lebih buruk.
Upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan oleh warga, seperti antisipasi evakuasi atau pun tas siaga bencana. Pastikan rute evakuasi secara aman, apabila membutuhkan pertolongan dapat menghubungi petugas setempat. Salah satu yang perlu menjadi perhatian yaitu protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung hingga kini.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB